Nur Asiyah Pelita yang Tak Pernah Padam

Nur Asiyah Pelita yang Tak Pernah Padam
Nur Aisyah tengah berjualan batik di Pasar Petarukan Kabupaten Pemalang.
0 Komentar

Selama kurang lebih 28 tahun ia berkecimpung dalam dunia usaha perbatikan, tentu ia mengalami segala pasang surut dalam menjalankan bisnisnya.

Bahkan pada awal kisah ia memutuskan untuk membuka bisnisnya, banyak hal yang baru ia pelajari sebagai seorang pengusaha.

Mulai dari menganalisis target customer, selera konsumen, meriset banyak produk yang akan ia tawarkan, cara menawarkan produk yang baik dan menarik, menghadapi persaingan ketat antar pedagang, hingga mengalami kerugian.

Baca Juga:Anak Didik TKIT Ulul Albab 2 Mengadakan Outing ClassTempat Ibadah dan Sarana Pendidikan di Kabupaten Tegal Banyak yang Rusak

“Semua pernah saya alami, nak. Ya namanya juga usaha, dijalani saja, memang pasang surutnya begini, semoga Allah mudahkan,” ucapnya ketika diwawancara pada Rabu, 9 Oktober 2024.

Namun, segala tantangan dalam menjalankan usahanya tidak membuatnya gentar, hal tersebut justru menjadi tantangan besar baginya untuk belajar banyak hal baru lagi.

“Saya lagi pengen belajar affiliate sekarang, kata anak saya, sekarang orang-orang jualan lewat sana sering lakunya. Kayaknya juga sudah waktunya saya mulai memanfaatkan dunia digitalisasi dan mengikuti tren anak jaman sekarang ya, karena sekarang konsumen mulai minatnya ke sana,” tambah Nur Aisyah pelita yang tak pernah padam.

Menghadapi pasar yang kian lama kian sepi membuatnya memutar otak, alasan apa yang membuat para customer nya mulai berkurang.

Ia menilai hal tersebut rupanya karena kurangnya pemahaman terkait pemasaran produk di dunia maya, sementara banyak para usahawan yang mulai berkecimpung dalam dunia maya untuk mulai memasarkan produknya.

Berawal dari pemahamannya yang masih kurang, ia mulai belajar bersama anak keduanya untuk mulai menjalankan bisnis via online. Ia berharap semoga hal ini bisa menjadi salah satu upaya menjemput rezekinya.

Tantangan terbesar yang pernah ia hadapi adalah ketika Pandemi Covid-19 melanda dan ketika kehilangan separuh cintanya di awal tahun 2024 silam.

Baca Juga:Puskesmas Kesamiran Tarub Butuh Perbaikan, Kalau Hujan BocorKartu Tani Dinilai Produk Gagal, Pupuk di Kabupaten Tegal Menjadi Barang Langka

Ketika Pandemi Covid-19 melanda, ia harus menghadapi kondisi pasar yang sangat sepi dan mendapatkan penurunan pendapatan yang sangat drastis.

Ia berupaya tetap tangguh dan gigih dalam menjalankan usahanya, sehingga berupaya mengalihkan usahanya via online, tepatnya memasarkan produk melalui status whatsapp, sehingga dapat ditonton oleh pelanggan tetapnya.

0 Komentar