Nur Asiyah Pelita yang Tak Pernah Padam

Nur Asiyah Pelita yang Tak Pernah Padam
Nur Aisyah tengah berjualan batik di Pasar Petarukan Kabupaten Pemalang.
0 Komentar

Ia percaya dengan memanfaatkan teknologi yang ada, ia mampu terbantu dalam menjalankan bisnisnya. Namun, dengan perkembangan teknologi yang terus menerus berkembang membuatnya sedikit kesulitan dalam mempelajarinya.

Empat tahun berlalu setelah melewati segala hiruk-pikuk pandemi, hidup Nur Asiyah kembali diuji ketika suaminya yang bekerja sebagai ASN di salah satu Kantor Penyuluhan Pertanian di Comal, secara mendadak jatuh sakit.

Diagnosa dokter yang mengatakan bahwa sang suami mengalami sakit gagal ginjal stadium akhir membuatnya merasa terpuruk.

Baca Juga:Anak Didik TKIT Ulul Albab 2 Mengadakan Outing ClassTempat Ibadah dan Sarana Pendidikan di Kabupaten Tegal Banyak yang Rusak

Ia terkejut dengan diagnosa dokter pada suaminya. Ia mengatakan suaminya merupakan sosok yang sangat sehat dan tidak pernah sakit sebelumnya, sehingga mendengar diagnosa dokter tersebut sangat amat mengejutkan.

Nur Asiyah pun mulai beradaptasi dengan kehidupannya merawat sang suami yang harus bolak-balik cuci darah dua kali dalam seminggu, dan menjalankan tugasnya sebagai tulang punggung keluarga menggantikan suaminya yang sudah tidak bisa lagi bekerja.

Setahun berlalu, sakit sang suami kian memburuk, ia mengatakan bahwa hemodialisa yang dilakukan sang suami sedikit-banyak akan memberikan efek jangka panjang pada tubuh suaminya.

Hingga setahun berlalu, tepat pada tanggal 24 Januari 2023 sang suami berpulang ke pelukan Sang Pencipta. Hal ini tentu menjadi pukulan hebat bagi Nur Asiyah dan anak-anaknya.

Selama setahun terakhir ia rutin merawat serta menemani sang suami dalam menjalani segala perawatan dan pengobatannya tentu meninggalkan kesan dan kenangan yang begitu mendalam baginya.

“Dia merupakan cinta terbaik yang pernah saya miliki, saya bersyukur sudah mengabdikan diri saya dan merangkai cinta selama lima puluh tujuh tahun lalu bersama beliau,” tuturnya.

“Beliau merupakan sosok yang luar biasa, yang hidupnya senantiasa menebarkan kebaikan, saya terinspirasi untuk melanjutkan langkah kebaikannya,” ucapnya sembari mengusap linangan air mata yang ada di pelupuk matanya.

Baca Juga:Puskesmas Kesamiran Tarub Butuh Perbaikan, Kalau Hujan BocorKartu Tani Dinilai Produk Gagal, Pupuk di Kabupaten Tegal Menjadi Barang Langka

Hal tersebut sekaligus menjadi titik baliknya dalam menghadapi kehidupan selanjutnya. Ia bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih kuat dan tangguh kedepannya, karena ia mensyukuri bahwa Tuhan masih mengaruniakannya tiga cinta yang tersisa dalam hidupnya.

Hal tersebut yang ia yakini untuk tetap semangat dalam menjalani kehidupannya. Nur Asiyah juga menyampaikan bahwa motivasi terbesarnya dalam menjalankan usaha batiknya adalah keyakinan bahwa setiap kerja keras yang ia lakukan adalah bentuk ibadahnya pada Rabb-nya.

0 Komentar