RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Ratusan pebalap cilik dari seluruh Indonesia berpartisipasi dalam Open Race Pushbike yang bertajuk Batik Race, yang digelar di kompleks Taman Wisata Laut Pasir Kencana, pada Minggu, 27 Oktober 2024.
Acara yang diselenggarakan oleh komunitas Pushbike Pekalongan ini diikuti oleh 286 rider muda yang berasal dari berbagai daerah, termasuk Bengkulu, Lampung, hingga Papua.
Founder Komunitas Pushbike Pekalongan, Danang Satrio, menjelaskan bahwa pushbike adalah sepeda roda dua tanpa pedal yang dirancang untuk anak-anak, terutama untuk melatih keseimbangan sebelum mereka beralih ke sepeda biasa.
Baca Juga:Hari Sumpah Pemuda, Bupati Kendal Pamerkan Fasilitas Ramah Pemuda dan Fasilitas Umum BaruHasil Seleksi Administrasi PPPK Kota Pekalongan Diumumkan 2 November, Berikut Proses Sanggahannya
“Peserta mulai dari usia dua tahun hingga tujuh tahun. Venue di Taman Wisata Laut Pasir Kencana sangat representatif dengan trek yang memadai, dan kami berharap acara ini dapat mempromosikan Kota Pekalongan,” ujarnya.
Danang juga menambahkan bahwa Batik Race merupakan ajang lomba pushbike berskala nasional yang pertama kali diadakan di Pekalongan.
“Tujuan kami bukan hanya untuk melatih kompetitif dan mental juara, tetapi juga untuk mempererat persahabatan antar peserta. Harapannya, event ini bisa digelar secara rutin setiap tahun,” tandasnya.
Keberlangsungan Batik Race penuh dengan keseruan. Para pebalap cilik berlomba di lintasan balap yang telah disiapkan dengan pelindung seperti helm dan pelindung tubuh.
Suasana semakin meriah dengan dukungan orang tua yang tak henti-hentinya memberi semangat kepada anak-anak mereka.
Tingkah lucu para peserta, mulai dari yang menangis sebelum balapan hingga yang bangkit setelah terjatuh, berhasil mengundang tawa penonton.
Didha Putri, seorang orang tua peserta, berbagi pengalamannya menjaga semangat kedua putrinya selama perlombaan.
Baca Juga:Tragis, Seorang Warga Pekalongan Tewas Tertabrak Kereta Saat Hendak TakziyahMomen Sumpah Pemuda, 11 Geng Motor di Batang Resmi Dibubarkan
“Saya selalu berusaha menjaga mood mereka agar tetap positif. Menang atau kalah bukanlah masalah. Yang terpenting adalah percaya diri mereka meningkat,” ucapnya sambil tertawa.
Salah satu peserta, Raya, bocah berusia lima tahun dari Batang, terlihat sangat bersemangat meskipun belum giliran bertanding.
“Saya tidak sabar untuk berlomba!” serunya sambil mengelilingi arena dengan helm yang dikenakannya.