RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Dinperkim) bersama Institut Widya Pratama Kota Pekalongan meluncurkan aplikasi berbasis web bernama Motor Kawanku.
Aplikasi ini dirancang untuk memantau dan mengelola data kawasan permukiman kumuh secara digital di Kota Pekalongan.
Aplikasi Motor Kawanku diresmikan dalam acara di Ruang Jlamprang, Setda Kota Pekalongan, Rabu (13/11/2024).
Baca Juga:Pilkada 2024: Pemilih Disabilitas dan Lansia di Kota Pekalongan Akan Dapat Pendampingan KhususDebat Pamungkas Pilkada Batang 2024 Digelar Tanpa Pendukung, Sorotan pada Visi Ekonomi dan Inovasi Paslon
Peresmian ini dihadiri oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Pekalongan Joko Purnomo, Kepala Dinperkim Andrianto, dan Kepala Program Studi Sistem Informasi Institut Widya Pratama, Eko Budi Susanto.
Pemanfaatan Teknologi untuk Pemantauan Kawasan Kumuh
Joko Purnomo menyatakan apresiasinya terhadap aplikasi ini, yang menurutnya menjadi langkah maju dalam pemanfaatan teknologi untuk memudahkan pengelolaan data kawasan permukiman kumuh.
“Inisiatif ini sangat baik karena mempermudah pengelolaan data yang lebih valid. Kami harap program kolaborasi ini bisa terus berlanjut dan melibatkan OPD lain di masa depan,” ujarnya.
Kepala Dinperkim Kota Pekalongan, Andrianto, menjelaskan bahwa aplikasi ini merupakan bagian dari transformasi digital untuk mempercepat dan menyederhanakan pemantauan kawasan permukiman kumuh.
Aplikasi ini memungkinkan data yang sebelumnya dikelola secara manual, kini diakses secara digital dan terintegrasi melalui website Dinperkim.
“Dengan digitalisasi, kami berharap monitoring menjadi lebih cepat, murah, dan efektif, sehingga target penyelesaian kawasan kumuh bisa lebih cepat tercapai,” katanya.
Data dan Capaian Penanganan Kawasan Kumuh
Aplikasi ini, yang merupakan akronim dari e-Monitoring Kawasan Permukiman Kumuh, memungkinkan masyarakat untuk memantau perkembangan kawasan permukiman kumuh, termasuk pemetaan wilayahnya.
Baca Juga:Harga Cabai Anjlok hingga Rp 4.500 per Kilo, Petani di Petungkriyono Kian TerpurukDua Perusahaan China Suntik Rp900 Miliar ke KITB, Siap Serap Ribuan Tenaga Kerja Lokal
Andrianto memaparkan bahwa sejak 2020 hingga 2023, luas kawasan kumuh di Kota Pekalongan berhasil dikurangi dari 498,77 hektare menjadi 143,769 hektare.
Sebagian besar kawasan kumuh yang tersisa berada di Kecamatan Pekalongan Utara dan Barat.
“Data ini menunjukkan komitmen Pemkot Pekalongan dalam menurunkan angka kawasan kumuh sesuai target pemerintah pusat dan provinsi,” tambahnya.
Dukungan Kampus Merdeka dalam Inovasi Teknologi
Eko Budi Susanto dari Institut Widya Pratama menjelaskan bahwa aplikasi ini merupakan hasil kerja mahasiswa dalam program magang Kampus Merdeka.