Harga Cabai Anjlok hingga Rp 4.500 per Kilo, Petani di Petungkriyono Kian Terpuruk

Harga Cabai Anjlok hingga Rp 4.500 per Kilo, Petani di Petungkriyono Kian Terpuruk
HARGA CABAI ANJLOK: Harga cabai di tingkat petani di Petungkriyono anjlok. Foto: Hadi Waluyo.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, PETUNGKRIYONO – Para petani di wilayah pegunungan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, kembali menghadapi cobaan berat.

Setelah harga sayur-mayur mengalami penurunan tajam dalam beberapa bulan terakhir, harga cabai kini juga anjlok drastis, hanya mencapai Rp 4.500 per kilogram.

Harga tersebut jauh dari harga normal cabai hijau besar yang biasanya berada di kisaran Rp 35 ribu per kilogram.

Baca Juga:Dua Perusahaan China Suntik Rp900 Miliar ke KITB, Siap Serap Ribuan Tenaga Kerja LokalPemkot Pekalongan Dorong Partisipasi Pemilih Pemula untuk Pilkada 2024

Kondisi ini semakin diperparah oleh produktivitas cabai yang menurun akibat serangan hama dan penyakit di tengah cuaca ekstrem.

Harga Sayur-Mayur Terus Merosot

Kamto, seorang petani dari Desa Gumelem, Kecamatan Petungkriyono, mengungkapkan bahwa hampir semua komoditas pertanian di wilayahnya mengalami penurunan harga.

“Harga wortel, kol, cabai, kentang, semuanya turun. Harga sayuran sudah turun sejak tiga bulan lalu, dan harga cabai mulai turun sebulan terakhir ini,” kata Kamto, Selasa, 19 November 2024.

Saat ini, harga kol di tingkat petani hanya Rp 900 per kilogram, kentang Rp 8.500 per kilogram, dan wortel Rp 1.000 per kilogram.

“Walaupun harga turun, kami tetap semangat menanam. Harapannya, harga akan stabil lagi dalam beberapa bulan ke depan,” ujarnya.

Namun, ia mengakui bahwa kerugian besar menjadi ancaman nyata. Contohnya, untuk penanaman kentang dengan biaya produksi Rp 15 juta, Kamto memprediksi hasil panennya yang diperkirakan mencapai 2 ton tidak cukup untuk menutup biaya produksi. “Dengan harga sekarang, jelas kami rugi,” tambahnya.

Petani Buang Hasil Panen

Saking rendahnya harga, beberapa petani bahkan memilih membuang hasil panennya. “Untuk kol, ongkos memikul dari ladang saja mencapai Rp 200 per kilogram.

Baca Juga:4.200 Surat Suara Pilkada Kendal Rusak, KPU Tunggu Logistik PenggantiPenataan Kawasan Kumuh Kampung Bugisan Dipercepat, Pembangunan Rumah Capai 51 Persen

Ketika harga jual hanya Rp 100 hingga Rp 900 per kilogram, kami tidak bisa menutupi biaya,” ungkap Kamto.

Harapan untuk Solusi Stabilitas Harga

Menurut Kamto, ketidakstabilan harga hasil pertanian sudah menjadi masalah klasik yang terus membayangi para petani.

“Kami berharap pemerintah segera mencarikan solusi agar harga komoditas pertanian bisa stabil dan petani tidak terus-menerus rugi,” katanya.

Panen Raya dan Daya Beli Turun

Kisut, petani lain dari Desa Tlogopakis, mengungkapkan bahwa harga sayur-mayur secara umum masih murah, kecuali tomat yang dijual dengan harga Rp 8.000 hingga Rp 9.000 per kilogram.

0 Komentar