DPRD Batang Desak PT KAI Tambah Kereta Singgah di Stasiun Batang

DPRD Batang Desak PT KAI Tambah Kereta Singgah di Stasiun Batang
DOK Ketua DPRD Batang, Su’udi
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Aktivitas ekonomi yang menggeliat di Kabupaten Batang, terutama berkat keberadaan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) dan PLTU Jawa Tengah 1×2000 MW, mendorong permintaan peningkatan layanan transportasi.

Ketua DPRD Batang, Su’udi, mendesak PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menambah jumlah kereta penumpang yang berhenti di Stasiun Batang guna mendukung mobilitas warga.

“Sebagai daerah yang berkembang menjadi kota industri, minat masyarakat terhadap kereta api terus meningkat.

Baca Juga:Kesbangpol Kendal Luncurkan Posko Aksara untuk Cegah Konflik Sosial dengan TKAKadivpas Tekankan Pentingnya Integritas dalam Tugas Pemasyarakatan di Lapas Pekalongan

Namun, saat ini dari Batang ke Jakarta hanya dilayani oleh KA Menoreh, sedangkan untuk tujuan Jawa Timur tidak ada sama sekali.

Kami berharap PT KAI menambah kereta yang singgah di Stasiun Batang,” kata Su’udi, Jumat (22/11/2024).

Stasiun Batang Masih Minim Layanan Kereta Jarak Jauh

Saat ini, KA Menoreh menjadi satu-satunya kereta jarak jauh yang berhenti di Stasiun Batang, dengan jadwal keberangkatan pukul 09.00 menuju Semarang Tawang dan kedatangan dari Jakarta Pasar Senen pada pukul 22.16. Untuk rute lokal, hanya KA Kaligung yang melayani perjalanan pendek antara Semarang dan Tegal.

“KA Kamandaka yang melayani rute Purwokerto, atau KA Joglosemarkerto yang menuju Yogyakarta dan Solo, tidak berhenti di Batang. Akibatnya, warga harus pergi ke Stasiun Pekalongan untuk naik kereta tersebut. Ini sangat tidak praktis, apalagi kereta api kini menjadi moda transportasi favorit karena cepat, nyaman, dan aman,” ungkap Su’udi.

Aspirasi untuk Penambahan Tujuan Kereta

Su’udi menambahkan bahwa penambahan kereta yang berhenti di Stasiun Batang, terutama untuk tujuan Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, hingga Banyuwangi, sangat diperlukan untuk mendukung mobilitas masyarakat.

“Ironis sekali, Stasiun Batang hanya jadi tempat melihat kereta lewat. Padahal masyarakat Batang punya andil besar dalam pembangunan jalur ganda. PT KAI tidak seharusnya hanya fokus pada keuntungan stasiun lain, tetapi juga mendengarkan kebutuhan warga Batang,” tegasnya.

Menurut Su’udi, saat ini banyak kereta yang singgah di Stasiun Weleri tetapi tidak di Stasiun Batang. Padahal, potensi penumpang di Batang sangat besar mengingat pertumbuhan wilayahnya yang signifikan.

0 Komentar