RADARPEKALONGAN.ID, PEKALONGAN – Kekecewaan menyelimuti Fareno Khiar Aghadhira, siswa kelas 6 SD Muhammadiyah Bendan, yang gagal melanjutkan perjuangan ke Popda tingkat Jawa Tengah 2024 cabang olahraga bulutangkis.
Meski berhasil meraih juara pertama di Popda Kota Pekalongan, Fareno justru tidak diberangkatkan. Sebaliknya, peraih juara kedua yang dikirim untuk mewakili Kota Pekalongan.
Kondisi ini diungkapkan Yudi, ayah Fareno, yang mempertanyakan kejanggalan dalam proses seleksi atlet untuk Popda tingkat provinsi.
Baca Juga:Paslon Tika-Benny Unggul Pilbup Kendal 2024, KPU Beri Waktu 3 Hari Ajukan Gugatan ke MKProgram Batik Berlian di Pekalongan Lindungi 4.400 Pekerja Rentan dengan Jamsostek
“Pada 25 Oktober 2024, anak saya juara 1 di cabang bulutangkis Popda Kota Pekalongan. Namun, ketika Popda Provinsi pada 4-7 November 2024, yang diberangkatkan malah juara 2,” ujarnya kepada media.
Kejanggalan dan Minim Informasi
Yudi menilai, keputusan tersebut tidak adil dan bertentangan dengan kebiasaan sebelumnya, di mana juara pertama selalu menjadi wakil di tingkat provinsi. Bahkan, alasan dari pihak official bahwa Fareno akan diikutkan di Popda Provinsi 2025 dianggap tidak masuk akal.
“Anak saya sudah kelas 6 SD. Jika menunggu Popda 2025, ia sudah SMP dan tidak mungkin lagi ikut di jenjang SD. Tidak ada informasi yang jelas dari official terkait pergantian atlet ini,” tegas Yudi.
Kondisi ini memengaruhi mental Fareno yang sebelumnya semangat berlatih dan ceria. “Anak saya jadi pendiam. Ia sempat bercerita, sudah berlatih sungguh-sungguh tapi ternyata harapannya pupus. Kami, sebagai orang tua, terus memberikan semangat agar dia tidak putus asa,” tambah Yudi.
Penjelasan Official Popda Bulutangkis Kota Pekalongan
Menanggapi hal ini, Official Popda Cabor Bulutangkis Kota Pekalongan, Sonny, menjelaskan bahwa sistem seleksi Popda tahun ini didasarkan pada jadwal Popda Provinsi yang berubah.
“Awalnya, Popda tingkat Jawa Tengah 2024 dijadwalkan berlangsung pada Juni-Juli 2024. Namun, pelaksanaan diundur hingga November karena ada daerah yang belum menggelar seleksi sesuai jenjang,” terang Sonny.
Sonny menambahkan, keputusan untuk mengacu pada juara Popda tahun ini sebagai perwakilan Popda provinsi tahun depan sudah sesuai aturan. “Dengan adanya perubahan jadwal, sistemnya kembali disesuaikan untuk jenjang masing-masing,” ujarnya.
Baca Juga:Direktur PT SJR Divonis 1 Tahun 1 Bulan Penjara, Kasus Korupsi Retribusi Parkir Kota PekalonganLokakarya Guru Penggerak Angkatan 11: Disdikbud Kendal Dorong Guru untuk Terus Berinovasi
Orang Tua Harap Kejelasan
Meskipun ada penjelasan dari pihak official, Yudi tetap menyayangkan minimnya informasi kepada orang tua dan atlet terkait kebijakan tersebut. “Jika memang ada perubahan, seharusnya kami diberitahu sebelumnya. Anak saya sudah berjuang keras, tapi akhirnya tidak diberangkatkan,” keluhnya.