RADARPEKALONGAN.ID, KENDAL – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kendal, Ferinando Rad Bonay, memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan Lokakarya Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 11 yang berlangsung di Pendopo Tumenggung Bahurekso pada Rabu, 4 Desember 2024.
Ia menilai para guru penggerak telah menunjukkan inovasi dan kolaborasi yang signifikan dalam menghasilkan pembelajaran yang kreatif dan relevan.
Meski demikian, Ferinando menegaskan pentingnya para guru untuk terus mengembangkan diri mengingat tantangan dunia pendidikan semakin kompleks.
Baca Juga:KPU Pekalongan Tunggu Putusan MK untuk Tetapkan Paslon Terpilih di Pilkada 2024Warung Remang-remang di Pantura Batang Marak, Tim Gabungan Intensifkan Razia
“Kami melihat berbagai inovasi yang dipamerkan cukup menarik, mulai dari memanfaatkan kearifan lokal hingga produk-produk daur ulang yang dijadikan modul pembelajaran manual maupun berbasis teknologi,” katanya.
Inovasi dan Kolaborasi Guru untuk Pendidikan Lebih Baik
Lokakarya ini menjadi ajang bagi para guru penggerak untuk memamerkan hasil belajar mereka selama enam bulan, baik dalam bentuk karya inovatif di kelas maupun praktik di sekolah. Ferinando mengapresiasi upaya guru dalam memotivasi siswa untuk berkarya dengan memanfaatkan sumber daya lokal.
“Para guru penggerak ini telah berhasil memotivasi siswa untuk menciptakan ide-ide kreatif menggunakan lingkungan sekitar mereka sebagai sarana pembelajaran. Ini menunjukkan bagaimana pembelajaran dapat lebih menarik dan bermakna,” jelasnya.
Ia juga mendorong agar praktik baik dari para guru penggerak dapat dibagikan kepada rekan-rekan mereka yang belum mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak. “Harapan kami, para guru penggerak ini menjadi katalis yang membagikan ilmunya sehingga manfaatnya dirasakan lebih luas,” tambah Ferinando.
Persiapan untuk Tantangan Pendidikan Masa Depan
Ferinando menegaskan bahwa aksi para guru penggerak tidak boleh berhenti hanya pada lokakarya. Guru perlu terus berinovasi demi menghadapi tantangan pendidikan yang semakin berat, terutama dalam mempersiapkan siswa untuk menjadi pelajar berprofil Pancasila.
“Kami ingin guru tidak hanya fokus pada kecerdasan akademik siswa, tetapi juga membentuk karakter mereka agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” ujarnya.
Ia mengungkapkan keprihatinannya atas berbagai kasus sosial yang melibatkan anak-anak, seperti kasus viral seorang anak yang tega membunuh orang tuanya. “Guru harus mampu mendekati siswa, memberikan perhatian, dan membangun karakter agar kasus-kasus seperti itu tidak lagi terjadi,” tegas Ferinando.