RADARPEKALONGAN.ID, KOTA – Menjelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Tegal menggelar diskusi bersama media di RM Garang Asem Masduki, Senin (9/12/2024).
Acara ini bertujuan untuk menjalin sinergitas dengan awak media serta membahas strategi pengendalian inflasi, terutama dalam menghadapi lonjakan permintaan pada periode Nataru.
Kepala KPwBI Tegal, Marwadi, mengungkapkan bahwa inflasi Kota Tegal pada bulan November 2024 tercatat sebesar 0,22% (month to month/mtm) atau 1,71% (year to date/ytd).
Baca Juga:Polres Kendal Gelar Apel Gabungan untuk Siaga Hadapi Ancaman Bencana HidrometeorologiKejari Kota Pekalongan Eksekusi Uang Pengganti Kasus Korupsi Parkir Senilai Rp500 Juta ke Kas Daerah
Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi Provinsi Jawa Tengah (0,30%; mtm) dan nasional (0,26%; mtm). Meskipun terjadi sedikit peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 0,21% (mtm), inflasi di Tegal tetap terkendali.
“Peningkatan inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga beberapa komoditas, seperti bawang merah, minyak goreng, emas perhiasan, tomat, dan daging ayam ras,” jelas Marwadi.
Kenaikan Harga di Beberapa Daerah
Marwadi juga melaporkan bahwa dari 9 Kota/Kabupaten yang dihitung dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Jawa Tengah, sebagian besar mengalami inflasi.
Kabupaten Wonogiri mencatatkan inflasi tertinggi di 0,47% (mtm), diikuti oleh Rembang (0,37%), dan Kudus (0,35%). Sementara itu, Kota Tegal berada di posisi yang sama dengan Semarang dan Surakarta, masing-masing mencatatkan inflasi sebesar 0,22% (mtm).
Inflasi di Tegal sebagian besar diakibatkan oleh lonjakan harga komoditas pangan yang mengimbangi periode deflasi pada Mei-Juli 2024, di mana harga banyak komoditas pertanian dan peternakan berada di bawah Harga Pokok Produksi (HPP).
“Upaya stabilisasi harga seperti Gerakan Pangan Murah (GPM), Bela Beli Petani, serta penguatan sisi hulu dan hilir komoditas pangan strategis menjadi langkah KPwBI Tegal untuk menjaga stabilitas harga,” tambah Marwadi.
Pemanfaatan Cold Storage untuk Menjaga Pasokan
Marwadi juga mengungkapkan pentingnya pemanfaatan cold storage untuk menjaga pasokan bawang merah yang saat ini mengalami off-season.
Baca Juga:UMK Kota Pekalongan 2025 Disepakati Naik 6,5 Persen, Jadi Rp2.545.138Heboh! Warga Gemuh Temukan Jasad Bayi di Pintu Irigasi, Diduga Awalnya Boneka
Selain itu, Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digalakkan oleh KPwBI Tegal bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di 7 Kabupaten/Kota se-eks Karesidenan Pekalongan telah dilaksanakan di 180 titik hingga November 2024.
Kegiatan ini diharapkan terus berlangsung hingga akhir tahun untuk mengamankan pasokan dan harga komoditas pangan menjelang Nataru.