RADARPEKALONGAN.ID, KENDAL – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kendal mulai mempersiapkan diri untuk pelaksanaan Sensus Ekonomi 2026. Sebagai langkah awal, BPS menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Meningkatkan Response Rate dan Kualitas Data Sektor Industri dan Konstruksi: Sinergi Untuk Persiapan Sensus Ekonomi 2026”, yang digelar pada Jumat, 13 Desember 2024, di aula BPS Kendal. FGD ini melibatkan kolaborasi dengan Kawasan Industri Kendal (KIK) dan Kamar Dagang dan Industri Kendal (KADIN) sebagai mitra strategis.
FGD ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang statistik industri dan konstruksi serta mempersiapkan data yang akurat menjelang Sensus Ekonomi 2026. Narasumber yang hadir dalam acara tersebut adalah pengelola KIK, N Najman Ade, serta Ketua KADIN Kendal, Fransisca Tjokro Handoko. Dalam diskusi tersebut, mereka membahas pentingnya kolaborasi antar berbagai pihak guna mendukung kelancaran Sensus Ekonomi 2026.
Kepala BPS Kabupaten Kendal, Ade Sandi Parwoto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Sensus Ekonomi 2026 bertujuan untuk mendukung transformasi ekonomi menuju Indonesia Emas 2025. Dia juga menekankan pentingnya peran industri dan konstruksi dalam menggali potensi daerah, khususnya di Kendal. “Sensus Ekonomi 2026 membutuhkan kolaborasi antara BPS, pemerintah daerah, asosiasi industri, serta pelaku usaha agar dapat berjalan sukses,” ujarnya.
Baca Juga:KKP dan Pemkot Pekalongan Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis untuk Tekan Angka StuntingMencari Jejak Mbah Rifa'i Novel Sejarah Kenalkan Pahlawan Nasional Asal Batang
N Najman Ade, perwakilan dari KIK, menegaskan dukungan pihak industri dalam meningkatkan response rate Sensus Ekonomi 2026. Salah satunya adalah menjembatani komunikasi antara BPS dan pelaku usaha di kawasan industri Kendal. Hal ini, menurutnya, akan memastikan bahwa data yang terkumpul lebih akurat dan representatif.
Fransisca Tjokro Handoko, Ketua KADIN Kendal, juga menyampaikan bahwa pihaknya memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan dunia usaha. KADIN secara aktif mendukung pengusaha lokal melalui berbagai program seperti bazar UMKM, pelatihan bahasa Mandarin untuk calon tenaga kerja, dan seminar kewirausahaan. “Kami mendukung pelaku usaha lokal untuk berkontribusi lebih besar dalam perekonomian regional dan nasional,” ujarnya.
Fransisca juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pengusaha, pemerintah, dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan produktivitas dan keterampilan sumber daya manusia. KADIN terus berupaya meningkatkan ekspor UMKM melalui pelatihan dan pendampingan intensif.