RADARPEKALONGAN.ID, KENDAL – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kendal akhirnya turun tangan mengatasi persoalan sampah yang menumpuk di sekitar Pasar Weleri. Namun, DLH menyayangkan minimnya keterlibatan warga dan pemerintah desa setempat dalam penanganan masalah tersebut.
Kondisi semrawut di lokasi pembuangan sampah sekitar Pasar Weleri sempat menuai keluhan dari masyarakat. Selain mengganggu pemandangan, tumpukan sampah di pinggir jalan meninggalkan bau tak sedap, terutama saat cuaca panas.
“Kalau lewat situ pas panas, baunya sangat menyengat. Tapi sekarang sudah mendingan karena tidak ada lagi yang buang sampah di situ,” kata Yudistira, seorang pengendara motor yang sering melewati kawasan tersebut, Selasa, 14 Januari 2025.
Baca Juga:Pedagang di Pekalongan Ditangkap karena Cabuli Anak Tiri, Terancam 15 Tahun PenjaraPenetapan Bupati dan Wakil Bupati Batang 2025-2030 Tetap Sah Meski Tak Kuorum
Tumpukan Sampah di Beberapa Titik Mengganggu Aktivitas
Sebelumnya, pemandangan tidak sedap terlihat di sepanjang jalan alternatif Sukorejo-Temanggung menuju Pasar Weleri. Tumpukan sampah ditemukan di setidaknya tujuh titik, termasuk area terbuka yang tidak digunakan pedagang.
Meski tempat sampah di kawasan itu sudah penuh, warga tetap membuang bungkus demi bungkus sampah ke lokasi yang sama. Penumpukan ini menimbulkan bau tak sedap, terutama saat siang hari di bawah terik matahari.
DLH Pasang Spanduk Larangan dan Police Line
DLH Kendal akhirnya melakukan penanganan dengan membersihkan lokasi-lokasi yang sebelumnya dijadikan tempat pembuangan sampah. Beberapa area ditutup, sementara lainnya diberi spanduk larangan dan garis kuning hitam menyerupai police line untuk mencegah pembuangan sampah sembarangan.
“Kami sudah menerima laporan masyarakat yang merasa terganggu dengan tumpukan sampah di sana. Maka dari itu, penanganan segera kami lakukan,” ujar Kepala DLH Kendal, Aris Irwanto.
Minimnya Partisipasi Warga Jadi Sorotan
Namun, Aris menyayangkan kurangnya partisipasi warga maupun pemerintah desa setempat selama proses penanganan sampah ini. Padahal, ia menegaskan bahwa penanganan sampah harus menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas pemerintah daerah.
“Saat kami menangani masalah ini, ternyata keterlibatan dari warga maupun pemerintah desa masih sangat kurang. Padahal, ini seharusnya menjadi komitmen bersama,” ungkapnya.
Aris berharap masyarakat lebih peduli dan sadar dalam mengelola sampah agar tidak menimbulkan masalah serupa di kemudian hari.