Bencana Longsor dan Banjir di Pekalongan: Guru hingga Pelajar Meninggal, Sekolah Rusak Parah

Bencana Longsor dan Banjir di Pekalongan: Guru hingga Pelajar Meninggal, Sekolah Rusak Parah
HADI WALUYO TERDAMPAK BANJIR BANDANG - Pasca banjir bandang, perabotan, buku, dan barang elektronik di SDN Kedungpatangewu terendam banjir berlumpur.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KAJEN— Bencana alam yang melanda Kabupaten Pekalongan pada Senin, 20 Januari 2025, meninggalkan duka mendalam bagi dunia pendidikan. Longsor dan banjir bandang tak hanya merusak sarana prasarana sekolah, tetapi juga merenggut nyawa seorang guru, suaminya, serta seorang siswi SMP.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, Ipung Sunaryo, mengungkapkan bahwa musibah longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, menimbun tiga rumah warga.

“Salah satu rumah tersebut adalah milik Chusnul Cholifah, guru di SDN 01 Yosorejo. Beliau ditemukan meninggal dunia bersama suaminya, Sularso, yang merupakan Carik Kasimpar, dan anak mereka, Aurelya Shifa Lizhara, siswi kelas IX SMPN 1 Petungkriyono,” ujarnya, Rabu (5/2/2025).

Baca Juga:Dua Pengendara Motor di Batang Tertimpa Pohon Tumbang, Alami Patah TulangJelang Ramadan, Jembatan Bailey di Tembelan Pekalongan Ditargetkan Rampung

Ipung juga menyebutkan bahwa korban lainnya adalah Kusniah, tenaga pendidik di PAUD Al Fattah yang mengalami patah tulang dan saat ini menjalani perawatan di Puskesmas Petungkriyono. “Sementara itu, M Teguh Imanto, suami dari Arofah yang merupakan TAS SMPN 1 Petungkriyono, masih dinyatakan hilang,” tambahnya.

Banjir Bandang Terjang Belasan Sekolah

Selain longsor, banjir bandang akibat luapan Sungai Sengkarang dan Welo turut menerjang sejumlah sekolah di wilayah Wonopringgo, Kedungwuni, serta kawasan pesisir Kabupaten Pekalongan. Ketinggian banjir bahkan mencapai lebih dari satu meter.

Beberapa sekolah terdampak parah di antaranya SDN Kedungpatangewu, SDN 02 dan 07 Kedungwuni, serta SDN 02 Galangpengampon. Banjir merusak ruang kelas, pagar sekolah, perabotan, peralatan elektronik, hingga dokumen penting sekolah.

“Di SDN Kedungpatangewu, dinding kelas runtuh, pagar roboh, meja kursi rusak, dan lumpur memenuhi ruang serta halaman sekolah,” jelas Ipung.

Kondisi serupa terjadi di SDN 02 Galangpengampon, di mana seluruh ruang sekolah terendam air. “Hingga kini, masih ada sekolah yang belum selesai dibersihkan dari lumpur,” tambahnya.

Banjir juga melanda SDN 01 dan 02 Blacanan serta beberapa sekolah di Desa Depok, termasuk SDN Tegaldowo, SMPN 2 Siwalan, dan SMPN 3 Tirto. Akses menuju sekolah terendam air, membuat kegiatan belajar mengajar terhambat.

Kerugian Capai Puluhan Juta Rupiah

Saiful Anam, Kepala SDN Kedungpatangewu, menjelaskan bahwa banjir dengan ketinggian air mencapai 170 sentimeter menghancurkan hampir seluruh fasilitas sekolah.

0 Komentar