RADARPEKALONGAN.ID, PEKALONGAN – Ribuan jemaah dari berbagai daerah memadati Kompleks Pemakaman Sapuro, Kelurahan Sapuro Kebulen, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Kamis (13/2/2025), untuk menghadiri Haul ke-99 Habib Ahmad bin Abdullah bin Tholib Alatas. Acara ini menjadi momentum bagi para peziarah untuk mengenang perjuangan dan keteladanan ulama besar tersebut.
Peringatan Haul Diawali dengan Pembacaan Yasin dan Tahlil
Rangkaian acara puncak haul diawali dengan pembacaan Surat Yasin dan tahlil di makam Habib Ahmad. Kemudian, dilanjutkan dengan pembacaan manakib atau biografi beliau yang dibawakan oleh Habib Abdullah Bagir bin Ahmad Alatas, cicit dari Habib Ahmad.
Acara semakin khidmat dengan mauidhoh khasanah yang disampaikan oleh Habib Muhammad bin Sholeh Al Athas dari Hadramaut, Yaman, dalam bahasa Arab. Ceramah tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Habib Taufiq Assegaf dari Pondok Pesantren Sunniyah Salafiyah, Pasuruan, Jawa Timur.
Baca Juga:Jalan Pantura Batang Rusak Parah, Warga Demo Pemkab dan Tuntut Santunan KorbanTMMD Sengkuyung I 2025 di Kuripan Yosorejo Siap Digelar, Fokus pada Pengaspalan Jalan
Dalam ceramahnya, Habib Muhammad bin Sholeh Al Athas menegaskan bahwa Habib Ahmad bin Abdullah Alatas adalah simbol kebesaran Islam dan wujud syiar Allah.
“Mengagungkan syiar Allah adalah bagian dari ketakwaan hati. Begitu pula dengan mengagungkan para wali, karena mereka adalah lambang kebesaran Islam,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan kepada para jemaah bahwa ketakwaan kepada Allah adalah hal utama yang selalu diwasiatkan oleh para nabi dan wali.
“Jika mereka dibangkitkan dari kubur, wasiat pertama mereka adalah bertakwalah kepada Allah, jauhi maksiat, dan jalankan segala kewajiban sesuai perintah-Nya,” lanjutnya.
Haul Sapuro, Tradisi Tahunan untuk Mengenang Perjuangan Habib Ahmad
Peringatan Haul Habib Ahmad bin Abdullah bin Tholib Alatas, atau yang lebih dikenal dengan Haul Sapuro, rutin digelar setiap tahun pada 14 Sya’ban dalam kalender Hijriyah. Acara ini menjadi ajang refleksi bagi umat Islam untuk meneladani perjuangan dakwah Habib Ahmad di Indonesia, khususnya di Kota Pekalongan.
Habib Ahmad lahir di Kota Hajren, Hadramaut, Yaman, pada tahun 1255 Hijriyah. Sejak kecil, ia mendapatkan pendidikan agama langsung dari ayahnya, Habib Abdullah bin Tholib Alatas, serta ibunya, Asy-Syarifah Zaenah Binti Ahmad Al-Kaf. Setelah menimba ilmu dari para ulama besar di Hadramaut, beliau memilih untuk melanjutkan dakwahnya di Indonesia dan menetap di Kota Pekalongan hingga akhir hayatnya.