Tadarus Puisi di Kendal, Ketika Ramadan Menjadi Panggung Spiritual dan Seni

Tadarus Puisi di Kendal, Ketika Ramadan Menjadi Panggung Spiritual dan Seni
ACHMAD ZAENURI TADARUS PUISI - Penyair Beno Siang Pamungkas dan kelompok musik Satoe Bumi gelar tadarus puisi.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KENDAL – Bulan Ramadan tak hanya menjadi momen penguatan spiritual, tetapi juga ruang refleksi bagi umat Muslim untuk menghayati ayat-ayat Tuhan, baik yang tersurat maupun tersirat. Dalam semangat ini, sejumlah penyair dan musisi menghadirkan Tadarus Puisi di Pondok Pesantren Budaya Ndalem Wongsorogo Srogo, Kecamatan Brangsong, Kendal, pada Senin malam, 24 Maret 2025.

Acara ini menghadirkan penampilan penyair kenamaan Semarang, Beno Siang Pamungkas, serta alunan musik syahdu dari kelompok Satoe Boemi.

Beno membacakan tiga puisinya yang penuh satire, yaitu “Fufu Fafa”, “Congyang”, dan “Negeri Abrakadabra”, dengan ekspresi yang begitu kuat, semakin hidup dengan iringan musik dari Satoe Boemi.

Baca Juga:Eks Napiter Kendal Siap Bersinergi dengan Polres Jaga Keamanan Wilayah118 Warga Binaan Lapas Pekalongan Diusulkan Terima Remisi Idulfitri 2025

Di sisi lain, Satoe Boemi juga menampilkan lagu yang diadaptasi dari puisi Beno, serta membawakan “Sajak untuk Ular Laut”, karya Slamet Priyatin.

“Saya senang dan bahagia bisa tampil di acara Tadarus Puisi ini. Semoga kita semua mendapat Lailatul Qadar,” ujar Beno di sela penampilannya.

Tokoh Ikut Meramaikan Panggung Tadarus Puisi

Tadarus Puisi tak hanya diisi oleh para seniman, tetapi juga dihadiri oleh dua tokoh ikonik, yakni Wakil Bupati Kendal, Benny Karnadi, serta Adira Hesti Ksvara, cucu Kusbini—pencipta lagu legendaris ‘Bagimu Negeri’.

Dalam acara ini, Benny tampil membawakan lagu “Redemption Song” milik Bob Marley, yang dikenal sebagai simbol perjuangan kebebasan dan keadilan.

“Lagu ini menyampaikan pesan tentang perjuangan panjang mendapatkan kebebasan, keadilan, dan emansipasi. Saya sangat suka,” kata Benny.

Sementara itu, Adira memainkan biola membawakan lagu “Bagimu Negeri”, sebagai bentuk penghormatan pada karya kakeknya yang telah menjadi bagian dari sejarah Indonesia.

Pesan Kebudayaan dan Apresiasi untuk Para Seniman

Kehadiran Benny dalam acara ini merupakan bentuk apresiasi terhadap seni dan budaya. Ia mengaku senang bisa kembali menyaksikan pembacaan puisi secara langsung setelah sekian lama.

Baca Juga:Pemprov Jateng Kucurkan Rp 1,5 Miliar Dana Cukai untuk Kendal, Ribuan Pekerja Tembakau Terima BLTPemkot Pekalongan Angkut 23 Ton Sampah dari Ruas Jalan Protokol, TPST Mulai Dioperasikan

“Yang tampil banyak ya. Ada penyair asal Semarang, Beno Siang Pamungkas, dan kelompok musik Satoe Boemi. Suasananya luar biasa,” ujarnya.

Menurut Benny, ia menghadiri acara ini atas undangan dari pimpinan Pondok Pesantren Budaya Ndalem Wongsorogo, Gus Paox Ibenk, dan berjanji akan kembali suatu saat untuk membaca puisi.

0 Komentar