RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekalongan kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui program pembinaan produktif bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Baru-baru ini, Lapas Pekalongan melaksanakan panen jamur tiram hasil budidaya yang dilakukan para WBP di lingkungan lapas.
Kepala Lapas Kelas IIA Pekalongan, Ika Prihadi Nusantara, turut hadir dalam proses panen tersebut sebagai bentuk dukungan langsung terhadap program yang merupakan bagian dari pelaksanaan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, khususnya poin kedua yang menitikberatkan pada pemberdayaan peran WBP dalam mendukung ketahanan pangan.
“Budidaya jamur tiram ini bukan sekadar aktivitas kerja rutin bagi warga binaan. Ini adalah bagian dari strategi pembinaan yang berkelanjutan, yang bertujuan membekali mereka dengan keterampilan produktif untuk masa depan,” ujar Ika Prihadi dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo.
Baca Juga:Warga Empat Desa di Weleri Desak Stop Lalu Lalang Dumptruck Stockpile: Jalan Rusak dan Debu Tak Kunjung UsaiBalgis Ajak Masyarakat Pekalongan Mulai dari Rumah, Pilah Sampah untuk Kota Bersih
Program budidaya jamur tiram ini dijalankan oleh Seksi Kegiatan Kerja Lapas Pekalongan dan berhasil menghasilkan rata-rata 2 kilogram jamur tiram segar setiap hari. Produk ini dijual ke masyarakat dengan harga Rp 20.000 per kilogram, menjadikan aktivitas ini tak hanya edukatif tetapi juga berpotensi menambah pemasukan.
Bagi masyarakat yang tertarik membeli hasil panen atau ingin mengetahui lebih jauh tentang kegiatan ini, Lapas Pekalongan menyediakan layanan informasi melalui WhatsApp Bimbingan Kerja di nomor 0895-3311-15600.
Program ini tak hanya menjadi sarana pelatihan keterampilan bagi warga binaan, tetapi juga membuka peluang untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kemandirian ekonomi ketika mereka kembali ke masyarakat.
“Kami berharap melalui kegiatan ini, warga binaan dapat lebih siap secara mental dan keterampilan untuk menjalani hidup yang lebih baik di luar Lapas, serta turut berkontribusi dalam ketahanan pangan nasional,” tambah Ika Prihadi.
Dengan program pembinaan yang menyentuh aspek kemandirian pangan dan ekonomi, Lapas Pekalongan semakin memperkuat perannya bukan hanya sebagai institusi pemasyarakatan, tetapi juga sebagai wadah pemberdayaan dan transformasi sosial bagi para WBP.