Miris! Ibu Baru Melahirkan di Pekalongan Ditandu 5 Km Karena Jalan Rusak Parah Akibat Bencana  

Miris! Ibu Baru Melahirkan di Pekalongan Ditandu 5 Km Karena Jalan Rusak Parah Akibat Bencana
DOK. ISTIMEWA DITANDU - Seorang ibu baru melahirkan secara sesar ditandu untuk pulang ke rumahnya di Dukuh Sitipis dengan jalan kaki sejauh 5 Km akibat akses yang sulit.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, PEKALONGAN, – Akses jalan yang rusak parah pascabencana di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, memaksa warga menandu seorang ibu yang baru melahirkan dengan berjalan kaki sejauh 5 kilometer.

Peristiwa ini dialami oleh Sumarni, warga Dukuh Sitipis, Desa Kayupuring, yang baru saja menjalani operasi sesar di RSUD Kajen. Setelah menjalani perawatan pasca persalinan, ia harus pulang ke rumahnya yang berada di wilayah pegunungan. Namun, akses jalan menuju permukimannya tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.

Dalam video yang beredar di media sosial, tampak sejumlah warga bergantian memanggul tandu sederhana yang membawa Sumarni melewati jalan berbatu, curam, dan licin. Seorang warga lain terlihat menggendong bayi yang baru lahir, sementara hujan deras dan medan licin menambah kesulitan mereka dalam perjalanan.

Baca Juga:JATMA Aswaja Resmi Dideklarasikan di Pekalongan, Siap Bangun Ekonomi Umat dan Perkuat Cinta Tanah Air  Bupati Kendal Bentuk TP2D, Don Murdono Pimpin Tim untuk Kawal Visi Misi dan Percepatan Pembangunan

Kondisi ini terjadi akibat longsor dan banjir bandang yang melanda wilayah tersebut pada 20 Januari 2025, yang mengakibatkan terputusnya jalan dan jembatan penghubung Dukuh Jimat ke Dukuh Sitipis.

“Jalan satu-satunya menuju ke Dukuh Sitipis belum bisa dilalui mobil sejak bencana. Jadi kami terpaksa menandu Bu Sumarni karena akses hanya bisa dilalui jalan kaki,” kata Charlie, salah satu warga dalam unggahan video yang viral.

Kerusakan Infrastruktur Tak Kunjung Diperbaiki

Menurut warga, kondisi jalan yang menjadi urat nadi perekonomian desa tersebut telah rusak berat selama lebih dari tiga bulan. Belum ada tindakan konkret dari pihak berwenang hingga berita ini disampaikan.

“Sudah lebih dari tiga bulan sejak bencana. Dua titik paling parah masih belum tersentuh perbaikan. Ini satu-satunya akses warga, dan mobil belum bisa lewat,” jelas Charlie sambil menunjukkan lokasi kerusakan jalan dalam video.

Kepala Dusun Sitipis, Soli, turut membenarkan adanya dua titik kritis yang terputus: jalan yang tergerus longsor dan jembatan yang hanyut terbawa banjir Sungai Welo. Pemerintah desa dan warga telah berinisiatif membangun jembatan darurat yang saat ini hanya bisa dilewati sepeda motor.

“Kalau sepeda motor sudah bisa lewat di jembatan darurat, tapi untuk kendaraan roda empat belum memungkinkan,” ungkap Soli, Minggu (20/4/2025).

0 Komentar