Din Syamsuddin Ajak NU dan Muhammadiyah Bersatu: Separuh Masalah Bangsa Bisa Terselesaikan

Din Syamsuddin Ajak NU dan Muhammadiyah Bersatu: Separuh Masalah Bangsa Bisa Terselesaikan
HADI WALUYO KETERANGAN PERS - Prof Din Syamsudin didampingi Wabup Pekalongan Sukirman dan Ketua PDM Kabupaten Pekalongan Mulyono beri keterangan kepada wartawan usai mengisi silaturahim warga Muhammadiyah dan Aisyiyah Kabupaten Pekalongan di IMBS Miftahul Ulum Pekajangan, Sabtu (26/4/2025).
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KEDUNGWUNI – Tokoh nasional yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof KH M Din Syamsuddin MA, menyampaikan harapannya agar dua ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dapat bersatu demi kepentingan umat dan bangsa.

Hal itu disampaikannya saat mengisi tausiyah dalam acara Halal Bihalal dan Silaturahim Warga Muhammadiyah dan Aisyiyah Kabupaten Pekalongan, yang digelar di IMBS Miftahul Ulum Pekajangan, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (26/4/2025).

Acara tersebut dihadiri lebih dari 6.000 warga Muhammadiyah dan Aisyiyah, termasuk tokoh-tokoh penting seperti Ketua PDM Kabupaten Pekalongan Mulyono, Ketua PDA Rumainur, Rektor UMPP Nur Izah, Mudir IMBS Sumarno, serta Wakil Bupati Pekalongan Sukirman.

Baca Juga:Persip Pekalongan Rekrut Jamal Yastro Hadapi Babak 32 Besar Liga 4 NasionalJanjikan Nikah, Gauli Pacar di Bawah Umur Hingga Keluarga Korban Lapor Polisi

“Saya memiliki obsesi besar agar NU dan Muhammadiyah bisa rukun, akrab, dan bersatu demi kemaslahatan umat. Kalau dua organisasi ini bersatu, lebih dari separuh persoalan bangsa bisa terselesaikan,” ujar Prof Din Syamsuddin di hadapan ribuan jamaah.

Dalam tausiyah bertema “Persatuan Umat dan Ukhuwah Islamiyah”, Din mengutip pandangan tokoh nasional, termasuk Cak Nur (Nurcholish Madjid), yang menyebut NU dan Muhammadiyah seperti dua pesawat Boeing yang harus seimbang agar tidak jatuh.

“Kalau kedua sayap pesawat tidak seimbang, atau bahkan berbenturan, itu bisa menjadi malapetaka. Maka dari itu, dua organisasi besar ini harus berjalan berdampingan,” katanya.

Ia juga menyebutkan pandangan almarhum KH Hasyim Muzadi yang mengibaratkan NU dan Muhammadiyah seperti sepasang sandal. “Kalau hanya satu, ya lucu. Maka harus dipakai bersamaan agar sempurna,” tutur Din.

Lebih lanjut, Din menguraikan tiga alasan utama mengapa NU dan Muhammadiyah wajib bersatu. Pertama, karena jumlah pengikut keduanya sangat besar. Kedua, mereka memiliki amal usaha yang luas, dari pendidikan hingga ekonomi. Dan ketiga, karena sejarah panjangnya jauh lebih tua dari usia Republik Indonesia.

“Kalau perlu, kerjasama yang nyata antara NU dan Muhammadiyah bisa dimulai dari daerah seperti Pekalongan ini. Pekajangan yang dikenal dengan kekuatan ekonominya dari kalangan Muhammadiyah, dan Buaran dari kalangan NU, bisa menjadi model kebangkitan ekonomi umat,” paparnya.

0 Komentar