RADARPEKALONGAN.ID, PEKALONGAN – Produksi padi di Kota Pekalongan menunjukkan lonjakan signifikan pada triwulan pertama tahun 2025. Peningkatan ini terjadi berkat kombinasi cuaca yang lebih bersahabat, dukungan berbagai pihak, serta pemanfaatan kembali lahan eks rob yang sebelumnya tidak produktif.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan, Lili Sulistyawati, melalui Kepala Bidang Pertanian, Karmani, menyebutkan bahwa pada periode Januari hingga Maret 2025, luas panen tanaman padi mencapai 85 hektare dengan total produksi 556,7 ton gabah kering panen (GKP).
“Jika dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama, ini adalah peningkatan yang sangat signifikan. Tahun 2024 lalu, luas panen hanya sekitar 15 hektare dengan produksi GKP sekitar 63,3 ton,” kata Karmani saat ditemui, Senin, 28 April 2025.
Baca Juga:Bupati Kendal Ajak Para Kadus Sukseskan Program Bersatu Siaga untuk Tangani Darurat SampahLawan Stunting, Kelurahan Podosugih Jalankan Program GENTING KEPO dengan Dukungan CSR
Ia menjelaskan bahwa produktivitas per hektare juga meningkat. Tahun ini, hasil panen mencapai 6,5 ton per hektare, naik dari sebelumnya yang hanya 4,2 ton per hektare.
Menurut Karmani, kondisi cuaca yang lebih stabil menjadi salah satu faktor utama. “Tahun lalu kita terdampak La Niña, yang mengakibatkan musim kering berkepanjangan dan mengganggu siklus tanam,” ujarnya.
Selain itu, keberhasilan peningkatan produksi juga tidak lepas dari distribusi pupuk yang lancar, serta dukungan dari TNI-Polri dan pemerintah daerah. Para petani pun menunjukkan antusiasme tinggi untuk kembali menanam padi, terutama karena harga hasil panen yang relatif stabil.
Tahun ini, pemerintah menargetkan Luas Tambah Tanam (LTT) di Kota Pekalongan mencapai 1.714 hektare, sesuai dengan target nasional. Guna mencapai target tersebut, strategi revitalisasi lahan terus dilakukan.
Salah satu langkah konkret adalah pemulihan lahan eks rob yang kini sudah mengering. Tahun lalu, Dinas Pertanian bersama Kodim 0710/Pekalongan dan BBPSI Biogen Kementerian Pertanian menggelar uji coba penanaman padi varietas Biosalin 1 dan 2 di lahan seluas 1,5 hektare di wilayah Krapyak, Pekalongan Utara.
“Alhamdulillah, hasilnya baik. Sekarang kami lanjutkan revitalisasi di Kelurahan Degayu, juga di Pekalongan Utara, menggunakan varietas Biosalin yang terbukti tahan terhadap kondisi ekstrem,” jelas Karmani.
Ia menambahkan, di Kota Pekalongan, sistem tanam dilakukan dua kali dalam setahun, yakni pada periode Oktober–Maret dan April–September. Keberhasilan awal tahun ini menjadi momentum penting untuk memperkuat ketahanan pangan lokal dan meningkatkan kesejahteraan petani.