Difabel Kota Pekalongan Dapat Pelatihan Membatik dan Digital Marketing, Dorong Kemandirian Lewat Batik

Difabel Kota Pekalongan Dapat Pelatihan Membatik dan Digital Marketing, Dorong Kemandirian Lewat Batik
ISTIMEWA PELATIHAN - Paguyuban Kampoeng Batik Kauman bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Tegal menggelar pelatihan membatik dan digital marketing bagi komunitas disabilitas dan warga Kota Pekalongan.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, PEKALONGAN – Kolaborasi antara Paguyuban Kampoeng Batik Kauman dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Tegal menghasilkan sebuah program pelatihan membatik dan digital marketing bagi penyandang disabilitas dan warga Kota Pekalongan. Pelatihan yang berlangsung di kawasan Kampung Batik Kauman ini diikuti oleh 30 peserta dan bertujuan untuk mendorong kemandirian usaha serta menjaga warisan budaya batik khas Pekalongan.

Kegiatan ini merupakan upaya nyata dalam menciptakan ekonomi yang inklusif dengan memberdayakan kelompok difabel melalui pengenalan keterampilan membatik serta strategi pemasaran digital.

Perwakilan Paguyuban Kampoeng Batik Kauman, M. Fauzi Hidayat, menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk sinergi untuk mendukung pelestarian batik sekaligus pemberdayaan ekonomi komunitas difabel.

Baca Juga:Persibat Batang Tumbangkan Harin FC 3-2, Lolos Dramatis ke 16 Besar Liga 4 Nasional 2025Pemkot Pekalongan Targetkan Indeks SPBE Capai Predikat Memuaskan pada 2025, Ini Strateginya!

“Kami berikan pelatihan dasar tentang proses membatik dan teknik pemasaran digital. Harapannya, ke depan semakin banyak yang tertarik menekuni batik, baik sebagai pengrajin, pelaku usaha maupun konsumen. Ini penting demi kelangsungan batik sebagai identitas Kota Pekalongan,” ujar Fauzi saat ditemui di lokasi pelatihan.

Ketua Komunitas Sahabat Difabel Kota Pekalongan, Merry Maryam, menyambut baik kegiatan ini dan mengapresiasi kesempatan yang diberikan kepada komunitas difabel. Ia menyebut, ini merupakan kali pertama anggotanya mengikuti pelatihan batik secara langsung.

“Batik adalah kebanggaan warga Pekalongan. Dengan pelatihan inklusif seperti ini, teman-teman difabel bisa lebih percaya diri dan punya peluang untuk berdaya melalui karya,” ungkapnya.

Sementara itu, Perwakilan PT PNM Cabang Tegal, Hadi Wibowo, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang digagas Kementerian Sosial RI. Tujuannya adalah mendorong kemandirian ekonomi, khususnya bagi kelompok yang memiliki keterbatasan akses terhadap pelatihan keterampilan.

“Kami ingin menjembatani agar para penyandang disabilitas bisa mengembangkan potensi dan memiliki sumber penghasilan tambahan melalui keterampilan membatik. Program ini juga kami lakukan evaluasi agar bisa berlanjut dan menjangkau kelompok masyarakat lain,” jelas Hadi.

Kegiatan ini turut didukung oleh Dinas Sosial-P2KB Kota Pekalongan, sebagai bentuk nyata peran pemerintah dalam mendorong pemberdayaan sosial berbasis inklusivitas.

Dengan diselenggarakannya pelatihan ini, Kota Pekalongan tak hanya menunjukkan komitmen sebagai kota batik, tetapi juga menegaskan diri sebagai kota yang inklusif dan peduli terhadap pemberdayaan masyarakat difabel.

0 Komentar