RADARPEKALONGAN.ID, KOTA – Warga RW 1 Kelurahan Podosugih membuktikan bahwa keterbatasan ruang bukan penghalang untuk menerapkan sistem pengelolaan sampah yang efektif. Melalui pendirian bank sampah mandiri, mereka berhasil menciptakan solusi lingkungan sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Elly, pengelola bank sampah RW 1 Podosugih, menjelaskan bahwa program ini dijalankan bersama para ibu rumah tangga yang secara konsisten memilah sampah dari rumah masing-masing. Jenis sampah yang diterima antara lain kardus, kaleng, botol kaca, kertas duplex, besi, dan aluminium.
“Setiap warga yang menyetor sampah akan menerima buku tabungan. Nilai sampah dicatat berdasarkan berat per kilogram, dan hasilnya bisa diambil setahun sekali,” kata Elly saat ditemui di lokasi kegiatan, belum lama ini.
Baca Juga:Bupati Kendal Pesankan Calon Jemaah Haji Jaga Kesehatan, 1.332 Jamaah Diberangkatkan Menuju Tanah SuciKader PKK Kota Pekalongan Dapat Pelatihan Wirausaha Gratis, Sasar 27 Kelurahan Mulai 14 Mei 2025
Ia menambahkan bahwa meski nominal hasil tabungan tidak besar, program ini memberi nilai tambah dari sampah rumah tangga yang sebelumnya tidak bernilai.
“Kalau tidak ditabung di bank sampah, tentu sampah-sampah ini tidak menghasilkan apa-apa. Ini cara sederhana tapi bermanfaat,” lanjutnya.
Saat ini, bank sampah RW 1 memiliki sekitar 30 nasabah aktif, sebagian besar merupakan warga setempat. Namun, belakangan mulai bermunculan ketertarikan dari warga RW lain yang ingin bergabung.
Program ini tidak hanya bertujuan mengurangi volume sampah rumah tangga, tetapi juga meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya memilah dan mendaur ulang sampah sejak dari rumah.
Dengan pendekatan komunitas dan sistem tabungan, kegiatan bank sampah RW 1 Podosugih menjadi contoh konkret bahwa pengelolaan sampah bisa dilakukan secara mandiri, bahkan di lingkungan padat dengan keterbatasan lahan.