Berniat Cari Pekerjaan, Pria Lansia di Pekalongan Meninggal Dunia di Kontrakan Teman

Berniat Cari Pekerjaan, Pria Lansia di Pekalongan Meninggal Dunia di Kontrakan Teman
HADI WALUYO OLAH TKP - Polisi lakukan olah TKP atas temuan seorang laki-laki tewas di sebuah kontrakan di Kelurahan Kajen.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, PEKALONGAN – Seorang pria lanjut usia, Muji Slamet (60), warga Kelurahan Mayangan, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, ditemukan meninggal dunia di sebuah rumah kontrakan milik temannya di Bandungan Wetan, Kelurahan Kajen, Selasa, 6 Mei 2025. Korban sebelumnya datang dengan maksud mencari pekerjaan.

Kasi Humas Polres Pekalongan, Iptu Suwarti, menyampaikan bahwa pihaknya menerima laporan dari warga terkait penemuan jenazah seorang laki-laki di wilayah Bandungan Wetan. Laporan tersebut langsung ditindaklanjuti oleh aparat kepolisian.

“Anggota Polsek Kajen bersama tim Inafis Polres Pekalongan serta petugas dari Puskesmas Kajen 1 segera turun ke lokasi untuk melakukan identifikasi dan pemeriksaan awal terhadap korban,” kata Suwarti, Selasa, 6 Mei 2025.

Baca Juga:TMMD Sengkuyung II 2025 Dimulai di Pekalongan, Fokus Pembangunan Jalan dan Penyuluhan Sosial di Sapuro Kebulen

Hasil identifikasi memastikan bahwa korban adalah Muji Slamet, berusia 60 tahun, yang beralamat di Kelurahan Mayangan, Kecamatan Wiradesa. Pemeriksaan medis awal tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

Menurut keterangan saksi, korban mendatangi kontrakan temannya di pagi hari untuk meminta bantuan mencari pekerjaan. Namun tak lama setelah berada di lokasi, korban mengeluhkan kondisi tubuh yang tidak enak dan kemudian mengalami kejang-kejang.

“Saksi sempat panik dan pergi memanggil temannya. Ketika kembali, korban sudah dalam posisi terlentang dan tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan,” ujar Iptu Suwarti.

Setelah laporan diterima, petugas langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan proses identifikasi. Saat itu korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Jenazah kemudian dibawa ke RSUD Kajen untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pihak keluarga, lanjut Suwarti, menerima peristiwa tersebut sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan otopsi.

“Keluarga sudah membuat pernyataan resmi dan menolak autopsi. Mereka menerima kejadian ini sebagai takdir,” imbuhnya.

Peristiwa ini menambah catatan penting akan pentingnya akses kesehatan dan perlindungan sosial, khususnya bagi warga lanjut usia yang masih aktif mencari penghidupan.

0 Komentar