RADARPEKALONGAN.ID, PEKALONGAN – Upaya pemulihan lahan eks rob di pesisir Kota Pekalongan mulai menunjukkan hasil. Pemerintah Kota Pekalongan bersama Bank Indonesia dan TNI Angkatan Darat menggelar panen perdana padi varietas Biosalin di Kelurahan Degayu, Kecamatan Pekalongan Utara, pada Rabu, 14 Mei 2025.
Lahan bekas terdampak rob yang sempat tidak produktif selama lebih dari satu dekade, kini berhasil ditanami kembali berkat program revitalisasi terpadu. Panen dilakukan oleh Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi, Plh Kepala Perwakilan BI Jawa Tengah Andi Reina Sari, Wali Kota Pekalongan HA Afzan Arslan Djunaid, dan Dandim 0710/Pekalongan Letkol Inf Rizky Aditya, serta para perwakilan Forkopimda dan kelompok tani setempat.
“Alhamdulillah, setelah bertahun-tahun lahan ini tidak bisa digunakan karena rob, hari ini kita bisa panen. Ini hasil kerja keras bersama, termasuk uji coba berkali-kali yang sebelumnya gagal,” ujar Mayjen Deddy Suryadi.
Baca Juga:Polres Kendal Gencarkan Operasi Anti Premanisme Skala Besar, Sasar Titik Rawan dan Kawasan Industri Pemkot Pekalongan Gencarkan Pelatihan Kewirausahaan di 27 Kelurahan, Targetkan 1.320 Peserta Berdaya Saing
Pangdam IV menyoroti pentingnya menjaga kualitas tanah melalui perbaikan unsur hara untuk mencapai hasil panen yang optimal. Ia menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor, termasuk pemerintah daerah dan BI, dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
“Gabah hasil panen ini diharapkan bisa diserap dengan harga sesuai ketentuan, yakni Rp6.500 per kilogram, agar petani mendapat kesejahteraan yang layak,” jelasnya.
Revitalisasi ini menjadi mungkin setelah pembangunan tanggul laut dan bendung gerak oleh Pemkot Pekalongan pada 2023. Meski berhasil mengatasi genangan air rob, tantangan baru muncul berupa tingginya salinitas tanah, yang mempersulit pertanian konvensional.
Padi Biosalin, varietas yang tahan terhadap air payau, menjadi solusi. Dengan dukungan Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BRMP Biogen) Kementerian Pertanian RI dan program pendampingan petani, lahan 1,5 hektare yang semula dijadikan demplot kini berkembang hingga 33 hektare dan berpotensi mencapai 95 hektare.
Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, menyebut keberhasilan ini sebagai langkah penting dalam kebangkitan pertanian lokal.
“Ini luar biasa. Para petani kembali bersemangat setelah sepuluh tahun lebih lahan ini tidak bisa dimanfaatkan karena rob. Keberhasilan ini berkat sinergi semua pihak, termasuk Bank Indonesia dan TNI,” ujarnya.