RADARPEKALONGAN.ID, PEKALONGAN — Praktik pemilahan sampah sejak dari sumber, yakni rumah tangga, di Kota Pekalongan dinilai masih lemah. Hal ini terlihat dari kondisi sampah yang masuk ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Mitra Brayan Resik, yang sebagian besar masih bercampur antara sampah organik dan anorganik.
Akibatnya, seluruh beban pemilahan harus dilakukan oleh petugas di TPST sebelum sampah bisa diproses lebih lanjut.
“Setiap hari, dengan 19 petugas dan dua unit mesin, kami memilah sekitar lima ton sampah yang masuk. Semuanya masih dalam kondisi tercampur,” ujar Koordinator Pengelolaan Sampah TPST Mitra Brayan Resik, Tobiin, Selasa (21/5/2025).
Baca Juga:Polres Pekalongan Intensifkan Patroli Malam, Sasar Premanisme dan Kejahatan JalananSidang Kasus Penyiraman Air Keras: Dokter Jiwa Sebut Terdakwa Alami Gangguan Mental Akibat Konsumsi Zat
Menurutnya, proses pemilahan tersebut dilakukan mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Sampah organik yang berhasil dipisahkan akan digiling dan digunakan sebagai bahan pupuk serta pakan maggot. Sementara itu, sampah anorganik seperti botol dan plastik dikumpulkan untuk didaur ulang karena memiliki nilai ekonomis.
“Kami sangat berharap masyarakat Kota Pekalongan mulai sadar untuk memilah sampah sejak dari rumah. Itu akan sangat membantu proses pengolahan di sini,” tambah Tobiin.
Selain kondisi di TPST, lemahnya partisipasi masyarakat dalam pemilahan sampah juga terlihat dari stagnannya pertumbuhan nasabah Bank Sampah Kota Pekalongan. Hingga kini, jumlah nasabah masih berkisar di angka 200 dan belum menunjukkan peningkatan signifikan.
“Meski operasional berjalan lancar, pertumbuhan nasabah masih stagnan. Kami tetap mengirim hasil pengumpulan sampah ke luar daerah. Sampah jenis atom dikirim dua ton setiap dua minggu, sedangkan plastik kami distribusikan ke Majalengka,” terang Direktur Bank Sampah Kota Pekalongan, Abdul Mukti.
Di TPST Mitra Brayan Resik, sistem pengelolaan telah dibagi secara jelas antara sampah organik dan anorganik. Sampah organik diproses menjadi pupuk dan pakan maggot, sementara sampah anorganik seperti plastik dikategorikan dan disalurkan untuk proses daur ulang.
Meski kapasitas pengolahan cukup tinggi, pihak TPST dan bank sampah berharap kesadaran masyarakat akan pentingnya memilah sampah sejak dari rumah bisa segera meningkat agar pengelolaan sampah menjadi lebih efisien dan berkelanjutan.