RADARPEKALONGAN.ID, KENDAL – Pemerintah terus mendorong inovasi dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), termasuk dengan menggelar uji coba MBG tanpa dapur di SDN Nolokerto 01 Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Rabu (21/5/2025). Uji coba ini ditujukan untuk menjawab tantangan pelaksanaan MBG di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) serta wilayah kepulauan.
Peninjauan langsung dilakukan oleh Deputi Bidang Penyaluran dan Penyediaan Makanan Bergizi Gratis, Brigjen TNI (Purn) Suardi Samiran, bersama Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) RI, Mayjen TNI (Purn) Harianto.
“Program ini adalah bagian dari komitmen negara dalam membangun kualitas sumber daya manusia, menurunkan angka stunting, dan memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan akses gizi yang setara, termasuk di daerah terpencil,” ujar Brigjen TNI (Purn) Suardi Samiran.
Baca Juga:Peringati HUT ke-32, PIIP Pekalongan Bagikan Bansos untuk Petugas Pengambil Sampah "Mereka Pahlawan Kota"Warga Depok Batang Tutup Paksa Karaoke dan Hotel di Sigandu, Satpol PP Temukan Tiga Pelanggaran Perda
Menurut Suardi, pelaksanaan MBG tanpa dapur memungkinkan makanan bergizi dikemas secara steril dan praktis, kemudian didistribusikan ke sekolah. Makanan hanya perlu dipanaskan sebelum disajikan.
Program ini melibatkan PT Bisnis Rakyat Indonesia (BRI), perusahaan lokal yang berbasis di Kaliwungu, Kendal. Perusahaan ini memproduksi lauk siap saji dalam kemasan sterile form seperti ayam, telur, dan daging. Sementara nasi dan sayur tetap dipasok dari wilayah lokal untuk menjaga kesesuaian rasa dan memanfaatkan sumber daya daerah.
“Kami tidak boleh membiarkan anak-anak di wilayah 3T dan kepulauan tertinggal dalam hal gizi hanya karena keterbatasan geografis,” tegas Mayjen TNI (Purn) Harianto.
“Untuk protein hewani seperti ayam dan daging, kami bantu dari pusat. Tapi nasi dan sayur bisa dimasak dari bahan lokal,” tambah Dewi Artati, Direktur PT Bisnis Rakyat Indonesia.
Selain menggandeng perusahaan, pemerintah juga mendorong kolaborasi dengan koperasi, UMKM, dan dunia usaha lokal. Di sisi lain, pemerintah daerah didorong untuk turut aktif dalam penyediaan bahan baku, distribusi logistik, dan pelatihan tenaga kerja demi kelangsungan program.
Pelaksanaan MBG tanpa dapur ini mendapat sambutan positif dari siswa. Hardian, siswa kelas 1 SDN Nolokerto 01, mengaku senang mendapat makanan gratis di sekolah.