RADARPEKALONGAN.ID, PEKALONGAN – Menghadapi situasi darurat sampah yang masih melanda, Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya, mengajak seluruh masyarakat untuk aktif terlibat dalam pengelolaan sampah dari hulu, langsung dari rumah tangga. Salah satu strategi utama yang tengah digencarkan adalah pembentukan bank sampah hingga tingkat RW.
Inggit menjelaskan bahwa masa darurat sampah ini diperkirakan akan berlangsung hingga sekitar September mendatang. Selama periode ini, masyarakat diimbau untuk mulai beradaptasi dengan pola pengelolaan sampah mandiri.
“Kita sedang dalam kondisi darurat sampah yang diprediksi berlangsung hingga enam bulan ke depan. Penutupan TPA cukup mengejutkan masyarakat, tapi juga menjadi momentum penting bagi kita semua untuk mulai mengubah pola pikir tentang sampah,” beber Inggit Soraya.
Baca Juga:Pabrik Triplek di Pekalongan Terbakar Hebat, Diduga Akibat Percikan Las Wajah Baru Alun-alun Batang: PKL Pagi Dilarang Mulai 1 Juni, Demi Ruang Publik Nyaman!
Ia menekankan pentingnya membiasakan diri memilah sampah menjadi dua kategori utama: organik dan anorganik. Sampah organik, seperti sisa makanan dan dedaunan, bisa diolah menjadi kompos. Sementara itu, sampah anorganik seperti plastik dan kertas, dapat disalurkan melalui bank sampah.
“Sampah anorganik bisa diserahkan ke bank sampah. Di tingkat kelurahan, bank sampah sudah tersedia, tapi kami ingin memperkuat ini sampai ke tingkat RW agar lebih menjangkau dan melibatkan warga secara langsung,” tandasnya.
Pemerintah Kota Pekalongan, bekerja sama dengan berbagai komunitas, satuan pendidikan, dan kelompok masyarakat, terus gencar melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya pengelolaan sampah. Gerakan ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran bahwa sampah bukan hanya limbah, tetapi juga dapat menjadi sumber daya yang bernilai.
“Kami terus menghimbau dan mengajak masyarakat untuk aktif memilah dan mengolah sampah dari rumah. Semoga dengan dukungan semua pihak, kita bisa mengatasi krisis ini dan menjadikan sampah sebagai sesuatu yang bernilai,” tegas Inggit.
Dengan terwujudnya bank sampah di tingkat RW, diharapkan Kota Pekalongan dapat lebih cepat keluar dari kondisi darurat sampah ini, menjadikan kota lebih bersih dan nyaman untuk ditinggali.