RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Ancaman hama tikus kembali menghantui lahan pertanian di Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang. Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) ini dinilai bisa menghambat produktivitas, terutama menjelang musim tanam padi.
Untuk mengatasi momok ini, para petani bersama petugas pertanian setempat tak tinggal diam. Mereka melakukan pengendalian aktif menggunakan metode pengomprongan belerang. Cara ini dilakukan dengan membakar belerang langsung di sarang-sarang tikus yang berada di tanggul sawah.
“Asap dari belerang akan memenuhi lubang dan membunuh tikus yang berada di dalamnya. Jika ada yang keluar, petani akan menangkap atau memukul agar tidak kembali ke sarang,” ujar Iqbal Trianggana, Petugas Hama dan Penyakit Kecamatan Gringsing, Jumat (31/5/2025).
Baca Juga:Diduga Kelaparan dan Gangguan Jiwa, Warga Bojong Minggir Bakar Dapur SendiriAturan PPDB SMP Batang Berubah Total: Jalur Zonasi Turun Jadi 40 Persen, Afirmasi & Prestasi Makin Besar
Dalam waktu sekitar 30 menit, beberapa tikus berhasil dilumpuhkan, membuktikan efektivitas metode ini. Selain itu, petani juga melakukan penggalian sarang tikus untuk memastikan populasi benar-benar ditekan sebelum benih padi ditanam.
Serangan hama tikus menjadi perhatian serius, apalagi Kecamatan Gringsing sedang bersiap untuk pelebaran benih padi. Jika tidak ditangani, potensi kerugian akibat gagal panen sangat tinggi.
“Langkah ini penting karena sebelum masa tanam dimulai, kita harus memastikan lahan aman dari gangguan hama. Kalau tidak dikendalikan, tikus bisa merusak benih dan tanaman muda,” imbuh Iqbal.
Ia menyebut, berkat metode pengomprongan, intensitas serangan tikus di wilayah utara Desa Sidorejo dan Kebondalem mulai menurun. Ini menjadi harapan baru bagi petani agar panen ke depan bisa lebih optimal.
“Ini bentuk antisipasi agar hasil panen tidak terganggu. Masalah utama petani memang hama tikus yang merugikan,” pungkasnya.