Tragis! Digigit Ular Weling, Bocah 12 Tahun Asal Pekalongan Koma Lebih dari Sepekan

Tragis! Digigit Ular Weling, Bocah 12 Tahun Asal Pekalongan Koma Lebih dari Sepekan
HADI WALUYO Asisten Manajer Pelayanan Medis RSI Pekajangan, dr Maria Ulfa. (Hadi Waluyo)
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KEDUNGWUNI – Duka mendalam menyelimuti keluarga Rafa Ramadhani, bocah berusia 12 tahun asal Desa Bukur, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan.

Diduga akibat digigit ular weling saat tidur di kamarnya, Rafa kini menjalani perawatan intensif di ruang ICU Rumah Sakit Islam (RSI) Pekajangan, Kabupaten Pekalongan. Ia sudah delapan hari lebih dalam kondisi tidak sadarkan diri dan bergantung pada alat bantu napas (ventilator) sejak masuk rumah sakit pada 16 Juni 2025.

Asisten Manajer Pelayanan Medis RSI Pekajangan, dr Maria Ulfa, pada Selasa (24/6/2025), menjelaskan, pasien masuk ke IGD pada 16 Juni 2025, pukul 08.35 WIB, dalam kondisi sangat lemah dan langsung mendapatkan penanganan di unit perawatan intensif.

Baca Juga:Pengurus FKUB Pekalongan Masa Bakti 2025–2030 Dikukuhkan, Wali Kota Apresiasi Kerukunan Umat!  Tragis! Balita 4 Tahun di Batang Tewas Tenggelam di Sungai Saat Bermain, Ditemukan Tak Bernyawa!

“Saat masuk, pasien sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri dan langsung kami tempatkan di ICU,” terang dr Maria Ulfa.

Dari keterangan keluarga, pasien mengalami gigitan ular weling, hingga akhirnya kejang-kejang dan tak sadarkan diri. Pihak RSI Pekajangan sudah melakukan upaya maksimal, mulai dari menyuntikkan serum anti bisa ular, memberikan ventilator, hingga obat-obatan saraf. Pasien juga ditangani langsung oleh 4 dokter spesialis: dokter saraf, dokter anestesi, dokter anak, dan dokter bedah umum.

Meski tidak ditemukan bekas luka yang mencolok seperti bengkak atau memar di tubuh pasien, gejala yang ditunjukkan mengarah pada keracunan neurotoksin. “Tidak ada pembengkakan atau memar yang terlihat, tapi kemungkinan racun langsung menyerang sistem sarafnya. Ini sesuai dengan gejala dan keterangan dari keluarga,” jelasnya.

Konsultasi dengan Ahli Toksinologi

Dalam rilis yang diterima Radar kemarin, untuk penanganan lanjutan, tim medis RSI Pekajangan telah berkonsultasi langsung dengan Dr dr Tri Maharani, satu-satunya dokter spesialis toksinologi ular berbisa di Indonesia yang bertugas di Kementerian Kesehatan.

Dr Tri Maharani memberikan arahan penting untuk segera memberikan antivenom jenis neuropolyvalent, yang secara spesifik digunakan untuk kasus gigitan ular dengan efek neurotoksik.

Dokter Maria Ulfa mengatakan, melalui koordinasi cepat bersama Dr Tri Maharani, RSI Pekajangan mendapatkan dukungan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk pengadaan antivenom tersebut.

0 Komentar