Miris! SDN Kranggan 2 Batang Nol Pendaftar Lagi, Disdikbud Siapkan Merger dan Evaluasi SPMB!

Miris! SDN Kranggan 2 Batang Nol Pendaftar Lagi, Disdikbud Siapkan Merger dan Evaluasi SPMB!
DOK. Kepala Disdikbud Batang, Bambang Suryantoro Sudibyo
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025 di Kabupaten Batang menghadapi tantangan serius. Beberapa Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) tercatat mengalami kekurangan siswa, bahkan ada yang sama sekali tidak menerima pendaftar.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang, Bambang Suryantoro Sudibyo, mengakui kondisi ini pada Senin (30/6/2025). Meskipun secara umum proses SPMB berjalan lancar, kendala di lapangan masih ditemukan.

“Masih banyak orang tua yang belum memahami secara penuh mekanisme pendaftaran. Itu yang menjadi salah satu hambatan teknis,” kata Bambang.

Baca Juga:Baru 142 dari 492 Perusahaan di Pekalongan Miliki PP, Pemkot Genjot Pembinaan Wajib Aturan Kerja!Warga Kalijoyo Pekalongan Bersatu: Tolak Keras Pembangunan TPA Baru, Khawatirkan Dampak Lingkungan!  

Menurut Bambang, kekurangan siswa paling mencolok terjadi di wilayah selatan Batang. Contohnya, SMP Negeri Pecalungan yang masih kekurangan 21 siswa, padahal tahun sebelumnya justru kelebihan murid. Kondisi serupa juga terlihat di SMP Negeri 2 Bandar dengan sisa 6 kursi kosong, serta di SMP Negeri 4 Bandar dan SMP Negeri 4 Gringsing.

Yang paling ekstrem, SDN Kranggan 2 di Kecamatan Tersono tidak menerima satu pun pendaftar. Bambang menyebut sekolah tersebut sudah dua tahun berturut-turut tidak memiliki siswa baru. “Sudah tiga hari kosong, tidak ada pendaftar sama sekali. Kami akan rencanakan merger dengan SD negeri terdekat,” ujarnya.

Ia menilai fenomena kekurangan siswa ini dipicu oleh beberapa faktor, antara lain minat orang tua yang cenderung memilih sekolah swasta dan madrasah, serta kemungkinan penurunan jumlah anak usia sekolah di daerah tertentu.

“Khusus SPMB SMP, kami sudah tugaskan guru-guru untuk keliling ke SD dan MI agar memastikan seluruh siswa mengetahui jalur pendaftaran,” tambah Bambang.

Meskipun masa pendaftaran sudah ditutup, Bambang menyatakan bahwa sekolah masih bisa menerima siswa baru melalui jalur mutasi atau perpindahan sekolah.

“Menariknya, sekolah yang sebelumnya kelebihan siswa hingga 10–15 orang kini justru kekurangan. Ini harus dilihat objektif—apakah karena faktor demografi atau pergeseran preferensi masyarakat,” tandasnya, menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh untuk mengatasi masalah ini.

0 Komentar