PEKALONGAN.ID,KOTAPEKALONGAN – Bunda Literasi Kota Pekalongan, Inggit Soraya, secara resmi memulai rangkaian kegiatan Roadshow Bunda Literasi Tahun 2025 dengan mengunjungi Taman Baca Masyarakat (TBM) Ceria yang terletak di Kelurahan Pringrejo, Selasa (1/7/2025). Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam program literasi tahun ini yang menargetkan komunitas masyarakat secara langsung.
Roadshow Bunda Literasi sebelumnya telah sukses menyasar institusi pendidikan formal mulai dari tingkat SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Namun, pada tahun ini, cakupan program diperluas dengan menyentuh perpustakaan masyarakat dan taman baca, sebagai bagian dari strategi memperluas jangkauan literasi di luar lingkup pendidikan formal.
“Alhamdulillah, tahun ini kita mulai kembali roadshow Bunda Literasi dengan menyasar taman baca masyarakat. Harapannya, tidak hanya anak-anak sekolah saja, tetapi masyarakat luas juga semakin sadar akan pentingnya membaca,” ujar Inggit Soraya dalam sambutannya di TBM Ceria.
Baca Juga:Cerdas Kelola Keuangan Sejak Dini, BPR BKK Kota Pekalongan Ajak Masyarakat Pahami Literasi KeuanganBatik dan UMKM Pekalongan Tampil Mempesona di Jateng Fair 2025, Balgis Diab: Ini Panggung Potensi Daerah
Inggit menegaskan bahwa program ini tidak hanya fokus pada kegiatan membaca semata, namun juga bertujuan untuk meningkatkan indeks literasi dan mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Kota Pekalongan. Ia berharap partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan literasi dapat menjadi fondasi penting dalam membentuk generasi cerdas dan berdaya saing.
Dengan mengawali kegiatan di TBM Ceria, Inggit optimistis bahwa taman baca masyarakat dapat menjadi ujung tombak dalam memperkuat budaya membaca di lingkungan sekitar. “Kami ingin literasi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Karena dengan membaca, kita membuka jendela dunia,” tambahnya.
Roadshow ini direncanakan akan terus bergulir ke berbagai TBM dan perpustakaan lain di Kota Pekalongan selama tahun 2025, seiring dengan komitmen pemerintah kota dalam menciptakan kota yang literat dan inklusif. (dur)