RADARPEKALONGAN.ID, KAJEN – Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Pekalongan menghadapi tantangan serius. Permintaan evakuasi ular masuk rumah dan sarang tawon menunjukkan peningkatan signifikan, sementara mereka terkendala sumber daya manusia (SDM) rescue yang minim.
Kasubag TU Damkar Kabupaten Pekalongan, Mukhtasar, menjelaskan bahwa pada Juni 2025, ada 11 laporan evakuasi ular, sebagian besar di dalam rumah dan bahkan di kandang ayam. Total dari Januari hingga Juni 2025, sudah 28 kali evakuasi ular dilakukan, termasuk ular weling di Alun-alun Kajen. Dalam periode yang sama, Damkar juga mengevakuasi 72 sarang tawon.
Mukhtasar menilai lonjakan ini kemungkinan karena habitat ular terganggu, stok pakan alami berkurang, musuh alami berkurang, dan perkembangbiakan yang cepat.
Baca Juga:Ini Dia Wisata Viral di Pekalongan Untukmu dan Keluargamu Menghabiskan Waktu dengan Seru!Tongkat Komando Berganti: Letkol Garry Resmi Jabat Dandim 0710/Pekalongan, Gantikan Letkol Rizky!
Minim SDM dan Fasilitas
Damkar Kabupaten Pekalongan menghadapi kendala serius, termasuk kurangnya sarana prasarana dan minimnya personel. “Dari 19 kecamatan, hanya 16 personel,” kata Mukhtasar. Ironisnya, Damkar belum memiliki tim rescue khusus ular dan tawon. Meskipun ada personel yang pernah mendapat suntikan anti-serum ular dan pelatihan, itu sudah dilakukan sangat lama.
“Itu lama dan sekarang belum pernah ada pelatihan dan penyuntikan anti serum lagi. Kita manual dengan alat penjepit menangkapnya,” ujarnya.
Sekda Kabupaten Pekalongan, M Yulian Akbar, mengakui bahwa hanya ada dua personel Damkar yang memiliki kemampuan mengevakuasi ular, itupun belajar secara otodidak. Dengan efisiensi anggaran, Pemkab Pekalongan berjanji akan berupaya melakukan pelatihan dan suntik anti-serum bagi petugas Damkar agar mampu mengevakuasi ular dengan aman.