RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Persoalan keagamaan tematik, hukum kontrasepsi, hingga pengelolaan sampah daerah menjadi sorotan utama dalam Komisi Bahtsul Masail pada Konferensi Cabang (Konfercab) XIX Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan.
Forum tertinggi permusyawaratan di tingkat cabang NU ini digelar di Gedung Aswaja, Kota Pekalongan, Jumat (11/7/2025), dengan mengusung tema “Meneguhkan Khidmah Jamiyah untuk Melayani Umat dan Membangun Peradaban.”
Dalam Konfercab ini, empat komisi dibentuk untuk membahas berbagai isu strategis: Komisi Organisasi, Komisi Rekomendasi, Komisi Program, dan Komisi Bahtsul Masail. Fokus utama Bahtsul Masail terbagi ke dalam tiga subkomisi: Maudluiyah, Waqiiyah, dan Qonuniyah.
Baca Juga:Operasi Patuh Candi 2025 Polres Kendal Dimulai Hari Ini: Bidik 5 Pelanggaran Lalu Lintas Utama! Pemkot Pekalongan & BPJS Ketenagakerjaan Salurkan Santunan Kematian Ahli Waris Takmir Masjid!
Ketua Panitia Konfercab, Dr. KH Hasan Suaidi, menjelaskan bahwa pembahasan Bahtsul Masail Maudluiyah akan menyoroti isu-isu keagamaan secara tematik, termasuk hukum penggunaan kontrasepsi, khususnya metode vasektomi.
Pada Bahtsul Masail Waqiiyah, peserta mengkaji hukum penggunaan air sumur yang tercampur tawas untuk bersuci. Sementara Bahtsul Masail Qonuniyah difokuskan pada kajian hukum terkait regulasi dan kebijakan pemerintah daerah, termasuk tiga isu besar: pendidikan keagamaan di pesantren, madrasah diniyah, dan TPQ; pengelolaan sampah daerah; serta perlindungan anak.
“Qonuniyah juga akan menelaah Perda Kota Pekalongan Nomor 7 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Perda Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah, serta Perda Nomor 13 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak,” terang Kiai Hasan.
Konfercab ini diikuti oleh empat MWCNU, 47 PRNU, 18 lembaga PCNU, dan 12 badan otonom NU se-Kota Pekalongan. Sejumlah perwakilan dari perguruan tinggi, madrasah, sekolah, dan pondok pesantren juga turut hadir.
Rais Syuriyah PCNU Kota Pekalongan (caretaker), KH Sarmidi Husna, MA, mengungkapkan bahwa kepengurusan PCNU saat ini dalam posisi caretaker sejak tiga bulan terakhir akibat wafatnya Rais Syuriyah dan ketua yang berhalangan tetap.
“Sebenarnya karena tidak ada masalah, tapi hanya karena alasan administratif. Maka Konfercab ini menjadi forum penting untuk mengisi kekosongan kepemimpinan sekaligus melakukan muhasabah,” ujarnya.
Ketua PWNU Jawa Tengah, Dr. KH Abdul Ghofar Rozin, menekankan pentingnya memperkuat khidmah jamiyah NU tidak hanya dalam aspek ideologis, tetapi juga pada empat pilar layanan: pendidikan, kesehatan, dakwah, dan ekonomi.