Pasca Gempa, Warga Warungasem Batang Dilatih Diversifikasi Pangan, Tempe Diolah Jadi Brownies Kekinian!

Pasca Gempa, Warga Warungasem Batang Dilatih Diversifikasi Pangan, Tempe Diolah Jadi Brownies Kekinian!
NOVIA ROCHMAWATI PELATIHAN - pelatihan diversifikasi produk pangan yang digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang, Rabu (30/7/2025) di Warungasem.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Gempa bumi yang sempat mengguncang sejumlah desa di Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, tidak hanya menyisakan kerusakan fisik, tetapi juga melumpuhkan aktivitas ekonomi warga. Kini, perlahan namun pasti, harapan mulai tumbuh kembali lewat pelatihan diversifikasi produk pangan yang digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang, Rabu (30/7/2025).

Bertempat di Aula Kecamatan Warungasem, sebanyak 12 warga dari desa terdampak—Sijono, Menguneng, Candiareng, dan Terban—mengikuti pelatihan membuat brownies tempe. Ini adalah inovasi pangan berbasis potensi lokal yang bekerja sama dengan BLK Batang. Tempe, yang selama ini hanya dijual sebagai lauk harian, diolah menjadi produk camilan kekinian bernilai jual tinggi.

“Pelatihan ini bukan sekadar mengajarkan resep. Tapi bagaimana warga bisa bangkit, menciptakan peluang baru dari keterbatasan yang ada,” ujar instruktur BLK Kabupaten Batang, Endah.

Baca Juga:Dukung Waste to Energy, Wawalkot Pekalongan Paparkan Strategi Pengelolaan Sampah Jadi Energi!Transformasi Posyandu Batang, Kini Lintas Sektor, Tiga Kecamatan Jadi Percontohan SPM!

Kepala BPBD Batang melalui Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Batang, Riza Zakiyah, menyebut kegiatan ini merupakan bagian dari program pemulihan ekonomi pascabencana yang secara rutin dilakukan BPBD Batang. “Tujuannya tak hanya untuk menanggulangi dampak bencana secara fisik, tapi juga mendorong kemandirian ekonomi warga, agar tidak terjebak dalam kondisi stagnan pascakejadian,” jelasnya.

Pelatihan ini sekaligus menjadi langkah awal untuk menciptakan produk unggulan desa yang berbasis potensi lokal. “Warungasem dikenal sebagai sentra tempe. Maka kita dorong agar tempe tidak hanya dikonsumsi, tapi juga bisa naik kelas dalam bentuk olahan inovatif seperti brownies tempe,” terangnya.

Program ini juga menjadi jawaban atas ancaman pengangguran pascabencana. Melalui peningkatan mutu, kemasan, hingga strategi pemasaran produk, diharapkan hasil pelatihan ini bisa membuka pasar baru dan menambah pendapatan warga terdampak.

“Pelatihan ini menjadi simbol bahwa pemulihan ekonomi tidak harus selalu bermodal besar. Cukup dengan bahan sederhana, semangat yang kuat, dan dukungan pelatihan yang tepat, masyarakat bisa bangkit dari keterpurukan,” pungkas Riza.

0 Komentar