Mayat Dalam Sumur di Batang Terungkap: Korban Begal Asal Pekalongan, Dikenali dari Kaos & Sandal!

Mayat Dalam Sumur di Batang Terungkap: Korban Begal Asal Pekalongan, Dikenali dari Kaos & Sandal!
HADI WALUYO KORBAN PEMBUNUHAN - Nasrohin (56) didampingi anak-anaknya menceritakan kepergian Ahmad Mugni Sodik (25) yang diduga jadi korban pembegalan dan pembunuhan dan mayatnya dibuang di sumur di wilayah Wonotunggal, Batang, kemarin.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KARANGDADAP – Suasana duka menyelimuti Dukuh Premas Kulon, Desa Pagumenenganmas, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan, Minggu (10/8/2025) pagi. Salah satu anaknya, Ahmad Mugni Sodik (25), baru saja dimakamkan setelah ditemukan meninggal tragis. Ahmad diduga dibegal dan dibunuh di Kabupaten Batang, dan mayatnya dimasukkan ke dalam sumur di Wonotunggal. Jenazahnya baru ditemukan pada Sabtu (9/8/2025).

Ayah korban, Nasrohin, menuturkan bahwa anak ketiganya itu pamit pergi dari rumah sekitar tiga minggu lalu, tepatnya pada Kamis (17/7/2025) malam. “Ahmad pergi dari rumah tiga minggu yang lalu. Kami sudah berusaha mencarinya, namun tidak ada yang tahu dia di mana,” tutur Nasrohin.

Nasrohin awalnya mendapatkan informasi dari pemerintah desa setempat tentang penemuan mayat di dalam sumur di Wonotunggal, Batang. “Katanya ada penemuan mayat di dalam sumur, pakai kaos maskul. Saya mengenalnya dari kaos, sandal, dan sarung. Ada juga gigi pasangan,” terangnya.

Baca Juga:Terminal Multipurpose KEK Batang Siap Beroperasi, Pangkas Biaya Logistik & Dukung Industri!Keselamatan Terjamin! Dishub Pekalongan Bekali HT Penjaga Palang Rel KA, Cegah Kecelakaan!

Dari keterangan polisi, anaknya itu dibegal dan dibunuh, serta motor dan handphone-nya hilang. “Pelakunya katanya sudah ditangkap dua orang. Bukan orang sini, orang luar,” ujar Nasrohin. Ia meminta agar para pelaku bisa diungkap semuanya dan dihukum seberat-beratnya.

Menurutnya, anaknya itu pendiam dan bekerja sebagai penjahit di rumah. Kakak korban, Baitul Hasanah, menambahkan bahwa adiknya itu tidak pernah menceritakan apapun yang dialaminya. “Hobinya naik gunung. Seminggu sebelum hilang, dia naik gunung ke Dieng,” tutur Baitul.

Pada malam itu, adiknya hanya pamit untuk jalan-jalan ke luar rumah. Namun, sejak saat itu adiknya tidak pernah pulang. Biasanya, kalaupun menginap di rumah temannya, paling lama hanya satu hingga dua malam. “Malam itu pergi naik motor Vario techno. Dia memang pendiam, ndak pernah cerita siapa teman-temannya,” ujar Baitul. (had)

0 Komentar