Dapat Apresiasi Pemda, TPS3R Jaya Mandiri Makmur Makin Moncer

TPS3R Jaya Mandiri Makmur menerima sampah kiriman dari Desa Karanggeneng.
Proses penurunan kiriman sampah dari Desa Karanggeneng di TPS3R Jaya Mandiri Makmur Desa Ujungnegoro.
0 Komentar

BATANG – Keberadaan Tempat Pengolahan Sampah berbasis prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) yang dikembangkan secara mandiri oleh Budi Arifin di Desa Ujungnegoro menuai apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Batang

Langkah tersebut dinilai penting untuk mengurangi beban penanganan sampah di tingkat kabupaten, sekaligus mencegah terjadinya darurat sampah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Batang, A Handy Hakim, mengatakan bahwa keberadaan TPS3R di Desa Ujungnegoro sangat membantu program pengelolaan sampah yang saat ini tengah menjadi sorotan.

Baca Juga:Kejari Batang–PAM Sendang Kamulyan Teken Kerja Sama Bidang DatunPemkab Batang Apresiasi Desa Bangun TPS3R Mandiri

“Kami mengapresiasi terobosan Pak Budi Arifin yang secara mandiri membangun TPS3R. Inovasi seperti ini meringankan kerja pemerintah daerah dalam mengatasi darurat sampah,” ujarnya, Kamis (21/8).

Handy berharap desa-desa lain segera menyusul, karena dengan TPS3R mandiri, sampah dapat ditangani di tingkat desa sehingga tidak seluruhnya bermuara di TPA Randukuning.

“Dengan keterlibatan desa, potensi sampah yang mencapai 109 ton per hari tidak semuanya menumpuk di TPA Randukuning,” ujarnya.

Sementara itu, Budi Arifin mengaku tak patah arang untuk terus membantu pemda mengatasi masalah darurat sampah. Mantan Kades Ujungnegiro itu justru menjawab tantangan itu dengan aksi nyata.

Lewat Kelompok Usaha Pengolahan Sampah (KUPS) Jaya Mandiri Makmur, ia terus bertekad mengolah tumpukan sampah agar tak langsung menggunung di TPA Randukuning yang kini sudah kelebihan kapasitas.

Di lahan pribadinya seluas 2 hektare, Budi mengolah sampah berbasis prinsip 3R (reduce, reuse, recycle). Meski dengan keterbatasan peralatan, semangatnya tak luntur.

“Kami belum punya mesin pencacah sampah, jadi semua masih manual. Pemilahan organik dan nonorganik dikerjakan dengan tenaga seadanya. Untuk pembakaran pun kami masih pakai alat rakitan sendiri,” ungkap Budi.

Baca Juga:BPJS Ketenagakerjaan Batang Serahkan Santunan Rp 42 Juta bagi Ahli Waris Pekerja RentanLomba Konten Kreator di Batang Ajak Generasi Muda Selamatkan Warisan Batik yang Terancam Punah

Namun, upaya sederhana itu mulai membuahkan hasil. TPS3R binaannya kini tak hanya menampung sampah warga Ujungnegoro, tapi juga dari Desa Karanggeneng dan terbuka bagi desa-desa lain.

“Alhamdulillah, sekarang sudah ada dua alat pembakaran kapasitas besar. Setiap hari sampah yang masuk lebih dari 1 ton,” jelasnya.

Sampah yang datang dipilah: kardus dan botol plastik dipisahkan karena bernilai jual, sampah organik diolah menjadi kompos, sementara residu dibakar. Abu pembakaran sebagian dikubur, sebagian lagi diminta warga untuk dijadikan pupuk.

0 Komentar