RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil Jawa Tengah, Abdul Kholik, menyebut kesenjangan sosial ekonomi masih menjadi permasalahan serius yang harus dipecahkan bersama, termasuk di Jawa Tengah.
Karena itu, ia juga meminta para alumni perguruan tinggi negeri bisa turun tangan membantu mengatasi kesenjangan ini.
Abdul Kholik, yang juga Ketua Ikatan Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (IKA Unsoed), mengatakan, tren tingkat kesenjangan pendapatan di Jawa Tengah dalam beberapa tahun terakhir cenderung stagnan.
Baca Juga:Pelajar 12 Tahun Tewas di Sungai Lolong Pekalongan, Terseret Arus Saat Mandi Bareng Teman!Jaga Kelayakan Ruang Tahanan, Kapolres Pekalongan Tinjau Langsung dan Beri Pesan Tegas!
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), gini rasio Jawa Tengah pada semester I tahun 2025 tercatat 0,359, angka yang dinilai Abdul Kholik amat lambat penurunannya.
“Artinya tingkat kesenjangannya cenderung stuck di angka 0,3 sekian dalam beberapa tahun. Ini butuh percepatan, sehingga intervensi dari seluruh stakeholder penting untuk didorong, termasuk organisasi alumni perguruan tinggi untuk turun tangan memberikan kontribusinya bagi percepatan penurunan kesenjangan ekonomi ini,” ujar sang senator saat diskusi ringan dengan sejumlah alumni Unsoed di Pasekaran Batang, Sabtu (13/9/2025).
Terkait bentuk kontribusi yang bisa dimainkan organisasi alumni, Abdul Kholik menyebut program prioritas yang tengah dijalankan Presiden Prabowo saat ini cukup ideal untuk dimaksimalkan pelaksanaannya di lapangan.
“Saya menangkap semangat yang kuat dari Presiden untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran, ya mengatasi kesenjangan,” terangnya.
Kholik pun mencontohkan program Sekolah Rakyat yang menurutnya membawa semangat bagus untuk memberikan akses pendidikan bagi mereka yang marginal. “Misal anak pemulung ini siapa yang mau mengurusi sekolahnya, kalau nggak mereka banyak yang DO (Drop Out).
Jadi sekolah rakyat ini harapannya menyasar anak-anak seperti mereka, harapannya bisa memutus mata rantai kemiskinan,” jelasnya.
Begitu juga dengan program pembentukan 80.000 Koperasi Merah Putih, yang ditargetkan bisa membantu masyarakat desa mengakses komoditas pokok dan penting dengan harga terjangkau.
Baca Juga:Lapas Pekalongan Gelar Konseling Kelompok, Libatkan Psikolog Gali Potensi Warga Binaan!Jaga Semangat Literasi di Era Digital, Plt Kadiskominfo Batang Soroti Pentingnya Critical Thinking!
“Sementara di pertanian, swasembada pangan terus didorong, tidak hanya beras tetapi juga komoditas seperti jagung. Bulog juga terus diperkuat untuk bisa menyerap maksimal hasil panen. Tahun 2026, Bulog digelontor 22 triliun untuk menyerap gabah petani,” jelasnya.
Kholik menilai program-program prioritas tersebut memiliki konsep yang bagus untuk mempercepat pengentasan kemiskinan dan menurunkan angka kesenjangan. Karena itu, semua pihak bisa membantu memaksimalkan pelaksanaannya.