Pegadaian MengEMASkan Indonesia Bantu Elfa Shabrina Raih Sarjana Psikologi

Pegadaian MengEMASkan Indonesia Bantu Elfa Shabrina Raih Sarjana Psikologi
FOTO: DOK WISUDA - Elfa Shabrina Hudallaila (23) mernadi wisudawan Cum Laude jurusan Psikologi di UMS Sabtu 20 September 2025 lalu.
0 Komentar

Pulang survei dari Solo, keesokan harinya langsung menuju Pegadaian. Awalnya emas itu akan dijual, tapi saran petugas jangan dijual.

“Digadai saja bu, nanti kalau selesai masa gadai emasnya bisa diambil lagi,” katanya meyakinkan.

Mia bingung, apakah mau digadai atau dijual. Kalau digadai itu artinya harus siap mencicil setiap bulan. Kalau dijual maka tidak akan mencicil lagi tapi emas tidak akan dimiliki lagi.

Baca Juga:Wali Kota Ajak Warga Lestarikan Tradisi & Cinta Tanah Air di Pawai Pajang Jimat Kanzus Sholawat!DPRD Tinjau Pembangunan RSUD Kraton Tahap II, Desak Pengawasan Ketat Mutu Bangunan!

Akhirnya dengan pertimbangan yang bulat, digadailah emas tersebut. Separuh buat biaya sekolah dan keperluan beli seragam, biaya boarding, beli buku dll, separuhnya malah ditabung di tabungan emas.

Mengapa tabungan emas? Karena setelah lulus SMA, Elfa harus kuliah dan itu perlu biaya lagi. Dan tabungan emas di Pegadaian itu sangat fleksibel. Tidak perlu menabung dalam jumlah banyak sekaligus. Menabung Rp 10.000 saja sudah bisa.

Hari demi hari dilalui, waktu demi waktu berjalan. Setelah tiga tahun di SMA ABBS, Elfa melanjutkan kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) jurusan Psikologi.

Biaya kuliah di UMS tidak sebesar ketika masuk SMA ABBS, namun tetap membutuhkan biaya. Karena sudah diawali menabung emas sejak tiga tahun sebelumnya, ketika masuk kuliah tidak sebingung ketika masuk SMA.

Sampai akhirnya hari itu tanggal 20 September 2025 Elfa Shabrina Hudallaila diwisuda menjadi Sarjana Psikologi (S.PSi).

“Elfa, kayanya kamu lebih cocok dipanggil Sarjana Psikologi Pegadaian deh. Karena seluruh biaya sekolah dan kuliahmu ada campur tangan dengan pegadaian,” tutur Mia bercanda kepada anaknya.

“Terimakasih Pegadaian, kamu memang tidak membiayai anak saya sekolah dan kuliah, tapi setidaknya kamu membantu kami saat situasi genting dan perlu solusi segera,” gumam Mia di dalam batinnya. #mengEMASkanindonesia. (sep)

0 Komentar