Penanganan Stunting Kunjungan Rumah Singgah Gizi Pekalongan Meningkat, Didukung Dokter Spesialis!

Penanganan Stunting Kunjungan Rumah Singgah Gizi Pekalongan Meningkat, Didukung Dokter Spesialis!
ISTIMEWA MENINGKAT - Kunjungan pasien balita dengan masalah gizi ke Rumah Singgah Gizi cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Upaya penanganan gizi buruk dan stunting pada balita terus dilakukan Pemerintah Kota Pekalongan melalui program Rumah Singgah Gizi. Program ini pertama kali dibentuk pada tahun 2012 di Puskesmas Kusumabangsa dengan menghadirkan layanan terpadu dari berbagai tenaga kesehatan. Saat ini, Rumah Singgah Gizi beroperasi di Puskesmas Dukuh.

Ketua Tim Kesehatan Keluarga dan Gizi, Devi Hardiyanti, menjelaskan bahwa sejak awal berdiri, layanan ini melibatkan tenaga medis mulai dari dokter anak, psikolog, ahli gizi, hingga dokter umum. Tujuannya adalah menurunkan angka gizi buruk dan stunting, serta memperkuat pengetahuan orang tua dalam memberikan asupan gizi seimbang.

“Selain pemantauan pertumbuhan, di rumah singgah gizi juga diberikan edukasi keterampilan, termasuk praktik memasak menu MPASI atau Makanan Pendamping ASI yang sesuai kebutuhan balita,” jelasnya.

Baca Juga:Ribuan Industri Kecil di Kendal Butuh Pemberdayaan Agar Naik Kelas, Diserahkan Lewat Pelatihan!Rutan Pekalongan Kembangkan Posnik Lodji, Ubah Limbah Organik Jadi Pupuk Kompos Selama 3 Tahun!

Sejak dibuka, antusiasme masyarakat cukup tinggi. Rata-rata kunjungan mencapai 15 hingga 20 pasien balita dengan masalah gizi setiap sesi, dan jumlahnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan, pada tahun 2022, ditambahkan fasilitas fisioterapi bagi balita yang membutuhkan. Layanan yang tersedia diberikan secara gratis.

Devi menjelaskan, prosesnya dimulai dari skrining awal di puskesmas. Jika ditemukan masalah gizi, balita dirujuk ke Rumah Singgah Gizi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Apabila hasilnya menunjukkan perlunya penanganan lanjutan, pasien kemudian akan dirujuk ke rumah sakit.

“Sekarang program ini juga didukung BPJS dan Universal Health Coverage (UHC). Harapannya, seluruh masyarakat Pekalongan memiliki jaminan kesehatan sehingga tidak ada kendala dalam mengakses layanan,” terangnya.

Manfaat nyata dari Rumah Singgah Gizi dirasakan langsung oleh warga. Widya Anggraeni, seorang ibu dari Kelurahan Kramatsari, menceritakan pengalamannya ketika anaknya lahir dengan berat badan hanya 1,5 kilogram.

“Saya sempat merasa down dan minder karena anak saya berat badannya kurang. Tapi setelah diminta mengikuti program rumah singgah gizi, saya jadi lebih termotivasi. Di sini saya diajarkan cara memasak menu makanan tambahan, diberi bantuan vitamin, susu, dan berbagai pendamping lain. Alhamdulillah, saya tidak lagi merasa sendirian,” ungkapnya.(nul)

0 Komentar