RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Di tengah keterbatasan ketersediaan pupuk untuk lahan pertanian, Rutan Kelas IIA Pekalongan menghadirkan solusi kreatif dengan mengembangkan Kompos Organik Posnik Lodji.
Inovasi ramah lingkungan ini memanfaatkan limbah organik dari dapur dan sisa panen sayuran untuk diolah menjadi pupuk yang bermanfaat. Program ini telah berjalan sejak tiga tahun terakhir dan menjadi bagian dari pembinaan kemandirian warga binaan.
Kasubsie Bimbingan Kegiatan, Eko Kurniawan, kembali membina langsung Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dalam praktik pembuatan Posnik Lodji di area pertanian rutan, Selasa (30/9/2025).
Baca Juga:14 Daerah di Jateng Kena Sanksi KLHK, Batang Dapat Lampu Kuning soal Pengelolaan Sampah!Wali Kota Harap Dalang Kerusuhan Gedung Pemerintahan Ditemukan, Ada Indikasi Pendanaan!
Proses pembuatan Posnik Lodji cukup sederhana: sisa limbah dapur maupun panen dirajang halus, lalu dimasukkan ke wadah seperti ember atau dandang. Selanjutnya ditambahkan cairan EM4 untuk mempercepat proses penguraian.
Campuran ini diaduk secara rutin setiap minggu hingga merata, dan setelah 3–4 minggu pupuk organik siap dipanen serta digunakan untuk memperkaya lahan pertanian di rutan.
Karutan Rutan Kelas IIA Pekalongan, Nanang Adi Susanto, melalui Kasubsie Bimbingan Kegiatan, Eko Kurniawan, menegaskan bahwa program ini tidak hanya berfokus pada keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan nilai kepedulian lingkungan.
“Dengan Posnik Lodji, warga binaan tidak sekadar belajar mengelola sampah organik, tetapi juga mendapatkan bekal keterampilan yang dapat mereka terapkan setelah kembali ke masyarakat. Ini bentuk nyata pemasyarakatan yang produktif dan bermanfaat,” ungkapnya.
Melalui program ini, Rutan Pekalongan bukan hanya menjaga kemandirian pangan, tetapi juga berperan dalam edukasi lingkungan. Harapannya, keterampilan yang diperoleh warga binaan mampu menjadi modal untuk mengembangkan usaha pertanian ramah lingkungan setelah bebas nanti.(way)