Hari Batik Nasional, Pemkot Pekalongan Serukan Sinergi Jaga Warisan dan Kekuatan Ekonomi Kreatif!

Hari Batik Nasional, Pemkot Pekalongan Serukan Sinergi Jaga Warisan dan Kekuatan Ekonomi Kreatif!
ISTIMEWA SARASEHAN - Sarasehan Batik dengan tema “Merajut Harmoni Ekosistem Batik” yang dilaksanakan di Halaman Museum Batik Pekalongan, Kamis malam (2/10/2025).
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional ke-16 Tahun 2025, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan menggelar Sarasehan Batik bertema “Merajut Harmoni Ekosistem Batik” di Halaman Museum Batik Pekalongan, Kamis (2/10/2025) malam. Acara ini dibuka resmi oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Pekalongan, Sugiyo.

Keterlibatan lintas elemen dalam sarasehan—termasuk dinas terkait, paguyuban kampung batik, akademisi, pelajar SMK, komunitas, dan pelaku industri—menjadi simbol bahwa batik adalah milik semua lapisan masyarakat yang berkepentingan menjaga sekaligus mengembangkan warisan budaya bangsa.

Dalam sambutannya, Sugiyo menekankan bahwa, batik adalah identitas bangsa Indonesia yang memiliki nilai budaya, sejarah, sekaligus nilai ekonomi tinggi.

Baca Juga:Transformasi Jadi Daerah Destinasi, Batang Terus Perkuat Aksesibilitas & Investasi!Latihan Pramuka di Rutan Pekalongan, 54 Napi Ikuti Latihan Kedisiplinan & Kekompakan!

“Bagi Kota Pekalongan, batik bukan sekadar warisan leluhur, melainkan sudah menjadi urat nadi kehidupan masyarakat. Dari lorong-lorong kampung batik hingga pasar grosir, dari perajin tradisional hingga desainer modern, batik adalah denyut ekonomi dan jantung budaya yang menghidupi ribuan warga,” ujarnya.

Sugiyo menambahkan, pengakuan UNESCO yang menetapkan Pekalongan sebagai Kota Kreatif Dunia dalam kategori Craft and Folk Art menjadi kebanggaan sekaligus tanggung jawab besar.

“Tantangan kita bukan hanya menjaga batik sebagai simbol kebanggaan, tetapi menjadikannya sebagai kekuatan ekonomi kreatif berkelanjutan. Ekosistem batik kita sejatinya sudah lengkap, namun selama ini gerakannya masih berjalan sendiri-sendiri. Padahal, tantangan global menuntut kita untuk bersinergi,” ungkapnya.

Kepala Dinparbudpora Kota Pekalongan, Sabaryo Pramono, menyampaikan bahwa sarasehan ini merupakan bagian dari rangkaian Peringatan Hari Batik Nasional ke-16. Pada pagi harinya, telah digelar workshop membatik bersama di atas kain mori sepanjang 16 meter, sebagai simbol panjangnya perjalanan batik Indonesia.

“Melalui sarasehan ini, kami berharap ada masukan dari semua pihak terkait yang nantinya bisa kami rumuskan menjadi rekomendasi untuk Pemerintah Kota Pekalongan dalam pengembangan batik ke depan,” jelas Sabaryo.

Sabaryo juga mengingatkan bahwa batik sudah dikenal dunia jauh sebelum pengakuan UNESCO tahun 2009. “Pada era Presiden Soeharto, setiap kali kunjungan kenegaraan, beliau mengenakan batik, begitu juga Ibu Tien Soeharto. Itulah awal mula batik menjadi identitas bangsa di mata dunia,” terangnya.

0 Komentar