Bupati Tika: Aspirasi Tersumbat Picu Konflik, Kewaspadaan Dini Harus Dibarengi Empati!

Bupati Tika: Aspirasi Tersumbat Picu Konflik, Kewaspadaan Dini Harus Dibarengi Empati!
ABDUL GHOFUR ARAHAN - Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari memberikan arahan saat kegiatan sosialisasi kewaspadaan dini terhadap potensi konflik di Desa Pakis, Limbangan, Selasa (14/10/2025).
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KENDAL – Fenomena konflik tidak hanya muncul karena gesekan perbedaan, melainkan juga akibat tersumbatnya aspirasi masyarakat. Oleh karena itu, upaya kewaspadaan dini terhadap potensi konflik ini juga perlu menyertakan sikap empati kepada sesama.

Pesan humanis ini disampaikan Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, saat kegiatan Sosialisasi Kewaspadaan Dini dalam Rangka Menjaga Kondusifitas Wilayah yang dibidani Badan Kesbangpol Kendal di Desa Pakis, Kecamatan Limbangan, Selasa (14/10/2025).

Bupati Tika menegaskan bahwa kewaspadaan dini harus berakar dari empati dan kepedulian terhadap sesama. “Kewaspadaan itu dimulai dari hati, dari kemampuan kita untuk mendengar, memahami, dan merasakan apa yang dirasakan warga di sekitar kita,” ujarnya.

Baca Juga:Kalapas Teguh Suroso Perkuat Jajaran Pengamanan, Tekankan Disiplin & Integritas Demi Zero Halinar!Proyek Pengecoran Jalan Pantura Kaliwungu Dimulai, Satlantas Berlakukan Kebijakan Satu Arah!

Menurut Dyah, potensi konflik sosial kerap muncul akibat aspirasi masyarakat yang tidak tersalurkan dengan baik. “Ketika ada yang gelisah, hendaknya kita temui. Saat ada yang berbeda pendapat, kita rangkul. Jika kita terbiasa banyak mendengar sebelum menilai, perpecahan bisa kita cegah sejak dini,” tambahnya.

Ia menegaskan bahwa menjaga kondusivitas wilayah berarti menjaga kekuatan ekonomi masyarakat. Dyah mencontohkan masyarakat Desa Pakis yang sebagian besar berprofesi sebagai petani kopi kebun.

“Sebagian hasil kopi dari Pakis selama ini dibeli oleh tengkulak dari Temanggung dan dijual dengan nama kopi Temanggung. Kami sedang berupaya agar kopi Kendal ini diakui kualitasnya, karena sudah dilirik oleh salah satu wali kota di Jepang,” ujarnya.

Dyah mengungkapkan, direncanakan penjajakan kerja sama ekspor kopi Kendal ke Negeri Sakura pada kunjungan ke Jepang tanggal 25–30 November mendatang.

Sementara itu, narasumber Don Murdono dari Tim Percepatan Pembangunan Desa (TP2D) Jawa Tengah, mengingatkan pentingnya menanamkan ideologi Pancasila, ketaatan hukum, dan ketahanan pangan sebagai pondasi bangsa.

“Setiap pribadi Indonesia harus memiliki ideologi Pancasila yang utuh. Jangan sampai negeri ini dimasuki oleh ideologi lain yang ingin menguasai daerah kita,” tegasnya. Ia juga menekankan pentingnya ketaatan hukum untuk menjaga stabilitas masyarakat.(fur)

0 Komentar