RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Lahan sempit bukan halangan bagi warga RT 3 RW 3 Proyonanggan Tengah, Kabupaten Batang, untuk ikut membangun ketahanan pangan. Dari halaman rumah hingga pinggir gang, kini hijau oleh tanaman cabai, tomat, dan terong yang tumbuh subur dalam pot dan galon bekas.
Gerakan sederhana namun berdampak besar ini merupakan inisiatif swadaya masyarakat tingkat RT, sebagai bentuk dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional yang digaungkan Presiden RI Prabowo Subianto.
Salah satu warga, Zaenal Acheroh, menuturkan bahwa kegiatan menanam di pekarangan rumah tidak hanya membantu mencukupi kebutuhan dapur, tetapi juga membangun kemandirian ekonomi warga.
Baca Juga:Melon Madu Jadi Media Pembinaan WBP, Rutan Pekalongan Dukung Program Ketahanan Pangan!Bupati Faiz Serahkan 256 Alsintan Rp3,18 Miliar ke Petani, Warning Alat Tidak Boleh Dijual!
“Kami ingin masyarakat tidak hanya jadi konsumen, tapi juga produsen kecil di lingkungannya sendiri. Hasil panen seperti cabai dan tomat bisa dikonsumsi sendiri, bahkan kalau berlebih bisa dijual,” ujarnya saat ditemui di Gang Beo Proyonanggan Tengah, Minggu (19/10/2025).
Warga setempat bergotong royong menata area kosong di pinggir jalan dan halaman rumah menjadi kebun mini yang tertata rapi. Menurut Zaenal, kegiatan ini merupakan bukti nyata semangat gotong royong warga dalam menciptakan ketahanan pangan dari tingkat paling bawah.
“Ketahanan pangan tidak harus dimulai dari skala besar. Justru dari RT seperti ini bisa tumbuh kemandirian pangan yang berkelanjutan,” katanya.
Ia menyebutkan, saat ini warga menyiapkan 28 galon bekas berukuran lima liter yang dilubangi sebagai media tanam. Beberapa di antaranya sudah mulai panen. “Di depan rumah saya tadi pagi panen cabai dan tomat.
Memang tidak banyak, tapi cukup untuk stok seminggu,” ungkapnya sambil tersenyum. Zaenal berharap Pemerintah Kabupaten Batang dapat memberikan dukungan berupa bibit dan media tanam, agar gerakan ini bisa terus berkembang.
Sementara itu, Ismilah, anggota PKK RT 3 RW 3, merasakan manfaat langsung dari kegiatan ini. “Sekarang kalau mau masak sambal tinggal petik di depan rumah. Selain segar, kami juga jadi sering kumpul dan gotong royong antarwarga,” tuturnya.
Gerakan menanam pekarangan ini perlahan menjelma menjadi simbol kemandirian baru di tingkat akar rumput. Dari lahan sempit, warga Batang membuktikan bahwa ketahanan pangan bisa tumbuh dari rumah sendiri.(nov)