Karya yang dikembangkan melalui metode Research and Development (R&D) dengan bimbingan guru MAN IC Pekalongan ini kini menjadi simbol ekonomi sirkular berbasis kearifan lokal. Limbah yang awalnya tidak bernilai, kini diubah menjadi produk fungsional bernilai jual tinggi.
“Kami ingin menunjukkan bahwa inovasi tidak selalu harus berbasis teknologi tinggi. Dengan kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan serta budaya, kita bisa menciptakan solusi nyata,” ujar Ryan, salah satu pencipta Mis-qall Lamp.
Ke depan, penelitian ini bahkan berpotensi dikembangkan menjadi smart lamp berbasis aplikasi mobile untuk kontrol musik dan cahaya, membuktikan bahwa generasi muda Indonesia mampu menghadirkan inovasi yang indah, menyembuhkan, dan berkelanjutan. (mal)