RADARPEKALONGAN.ID, BATANG — Sungai Sono di Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, yang dulunya dikenal jernih, kini mengalami perubahan drastis menjadi air berwarna hitam kecokelatan disertai bau tak sedap. Perubahan kondisi ini mengancam kehidupan masyarakat sekitar yang bergantung pada aliran sungai menuju Pantai Sigandu.
Kondisi kritis ini membuat Bupati Batang M. Faiz Kurniawan turun langsung meninjau lokasi pada Senin (27/10/2025). Bupati menunjukkan kekecewaannya saat berada di tepi sungai.
“Coba kita lihat, apakah ini masih layak disebut sungai? Warnanya sudah sangat pekat,” ujarnya dengan nada kecewa.
Baca Juga:Cegah Tawuran dan Narkoba, Polres Pekalongan Kota Gelar Apel Kamtibmas Ajak Pelajar DisiplinPolres Pekalongan Ungkap Lima Kasus Kriminal Periode September-Oktober, Termasuk Curanmor dan Guru Cabul
Dari hasil pengujian sementara, tingkat kekeruhan air Sungai Sono mencapai 250 NTU, jauh di atas ambang batas normal 20 NTU. Selain itu, kadar Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) ditemukan sangat tinggi, menunjukkan tingginya bahan pencemar organik dari limbah.
“Air dengan BOD dan COD setinggi ini tidak lagi bisa menopang kehidupan ikan dan biota sungai. Oksigennya nyaris habis,” jelas Faiz.
Ancaman Sanksi Tegas hingga Pencabutan Izin
Pemerintah Kabupaten Batang menengarai bahwa pencemaran berat ini diduga kuat berasal dari aktivitas industri di sekitar aliran sungai, salah satunya PT Sukorintex.
Bupati Faiz mengambil langkah cepat dengan membentuk tim gabungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Satgas Lingkungan, Polres Batang, Kejaksaan Negeri, dan instansi terkait lainnya.
Meskipun langkah awal akan berupa edukasi, teguran, dan permintaan roadmap perbaikan, Faiz menegaskan tidak akan ragu menjatuhkan sanksi berat jika terbukti ada pelanggaran.
“Kalau terbukti ada pelanggaran, kami tidak akan ragu menjatuhkan sanksi tegas, mulai dari denda hingga pencabutan izin operasional,” tegasnya.
Bupati mengingatkan bahwa Sungai Sono adalah sumber kehidupan bagi petani, nelayan, dan masyarakat pesisir. Pencemaran ini bisa berdampak jangka panjang terhadap kesuburan tanah dan biota sungai.
Baca Juga:Dukung Pembatasan Truk Sumbu Tiga, Dishub Pekalongan Usul Pelebaran Jalan dan Jalur Dua ArahTragedi Tol Batang-Semarang, Bus PO Haryanto Terguling di KM 354, Tiga Penumpang Tewas
“Jangan sampai karena mengejar keuntungan, kita kehilangan sumber kehidupan. Alam ini berkah Tuhan yang harus dijaga dan diwariskan kepada anak cucu,” pungkasnya. (nov)
