RADARPEKALONGAN.DI, KOTA PEKALONGAN – Kader Posyandu di Kota Pekalongan kini menghadapi tantangan berat berupa peran ganda dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang dipicu oleh keterbatasan anggaran daerah. Hal ini menjadi sorotan utama Ketua Tim Pembina Posyandu Kota Pekalongan, Inggit Soraya, dalam Pertemuan Koordinasi dan Evaluasi di Hotel Howard Johnson, Selasa (11/11/2025).
Inggit Soraya menekankan bahwa Posyandu kini tidak hanya berfokus pada kesehatan, tetapi telah berkembang menjadi enam bidang Standar Pelayanan Minimal (SPM).
“Kader yang semula hanya menangani kesehatan, kini harus menjangkau bidang sosial, perumahan, hingga pekerjaan. Harapannya, kita bisa menambah kader dari yang sudah ada tanpa membebani anggaran, agar pelayanan tetap optimal dari ibu hamil hingga lansia,” tambahnya.
Baca Juga:Hadapi Cuaca Ekstrem, PMI Batang Fokus Latih Relawan Kecamatan untuk Pertolongan PertamaPeringati Hari Pahlawan, Kodim dan Pemkab Kendal Canangkan Bambu Runcing Merah Putih untuk 2 Pejuang
Sekretaris Tim Pembina Posyandu, Puji Winarti, mengungkapkan bahwa evaluasi ini merupakan tindak lanjut dari monitoring Posyandu dan Puskesmas. Tujuannya adalah mengidentifikasi hambatan dan merumuskan solusi untuk perencanaan tahun 2026.
Inovasi Kunjungan Rumah untuk Penanganan Risiko
Salah satu inovasi yang ditekankan adalah program kunjungan rumah sebagai lanjutan dari kegiatan Posyandu.
“Jika ada kasus stunting atau ketidakhadiran berulang, kader akan mendatangi rumah warga, mencatat faktor risiko seperti lingkungan tidak layak huni, pengelolaan limbah, atau akses bantuan sosial. Ini bagian dari pemantauan wilayah dan pemberdayaan masyarakat,” terang Puji.
Tim Pembina Posyandu juga melakukan studi banding ke Posyandu unggulan di Kota Semarang. Puji berharap Posyandu seperti Seruni Satu dapat mulai mendokumentasikan inovasinya agar menjadi referensi bagi Puskesmas dan kelurahan lain. Pertemuan ini menjadi momentum strategis untuk menyatukan langkah dan memperkuat kolaborasi lintas sektor. (nul)
