RADARPEKALONGAN.ID, KAJEN – Upaya penguatan kapasitas masyarakat dalam mengelola potensi pariwisata di Desa Wisata Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, terus digencarkan. Setelah pelatihan mitigasi bencana, kini giliran Pelatihan Digital Marketing dilaksanakan pada Selasa (11/11/2025), sebagai langkah transformasi pengelolaan wisata berbasis teknologi.
Kegiatan ini menghadirkan para ahli dan dosen dari Universitas AMIKOM Purwokerto, didampingi dosen dari ITS NU Pekalongan, serta didukung penuh Dinas Pariwisata dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Pekalongan.
Rektor ITS NU Pekalongan, Dr. M. H. Ali Imron, M Si, menyampaikan pentingnya kolaborasi antara akademisi, pemerintah daerah, komunitas, dan masyarakat untuk memperkuat daya saing desa wisata di era digital.
Materi utama pelatihan berfokus pada:
Baca Juga:Cegah Anak Jadi Korban Bullying dan Seks Bebas, Pemkot Pekalongan Gandeng Organisasi WanitaDukung Kegiatan Umat, Bupati Fadia Serahkan Bantuan Hibah Rp 120 Juta untuk Tiga Mushola di Paninggaran
Strategi promosi digital dan pemanfaatan media sosial untuk branding pariwisata.Penerapan aplikasi WISME dan nilai-nilai Sapta Pesona (Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, dan Kenangan).”Pelatihan ini memberikan pemahaman tentang strategi promosi digital, pemanfaatan media sosial untuk branding pariwisata, serta penggunaan aplikasi berbasis data sebagai alat analisis efektivitas promosi,” katanya.
Analisis Digital Tunjukkan Potensi Maksimal
Sebagai tindak lanjut, tim mendampingi Desa Kayupuring dalam analisis strategi digital. Hasil insight report awal menunjukkan potensi besar untuk dioptimalkan, terutama di platform seperti TikTok dan Instagram. Ditemukan bahwa peningkatan jangkauan (reach) dapat dikonversi menjadi engagement melalui konten interaktif, dan konten Reels berdurasi singkat sangat efektif.
Pelatihan ini, yang menggunakan dana hibah Program Mahasiswa Berdampak dari Kemdiktisaintek senilai hampir Rp 120 juta, diharapkan menjadikan Desa Wisata Kayupuring sebagai contoh desa wisata tangguh dan adaptif yang mampu memanfaatkan teknologi untuk memperkuat promosi dan daya tarik wisatanya. Kepala Desa Kayupuring didesak untuk melek digital dan bersinergi dengan Pokdarwis serta BUMDES. (yon)
