*Hilang Kontak Sejak 11 November 2025
BATANG – Kepanikan kembali melanda masyarakat nelayan Kabupaten Batang. Sebuah kapal pencari ikan berisi 14 anak buah kapal (ABK) dan nahkoda dilaporkan hilang kontak di Laut Jawa. Hingga kini, keberadaan kapal belum diketahui.
Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Ketua DPC HNSI Kabupaten Batang, Teguh Tarmujo, yang memastikan bahwa kapal milik nelayan Dulmukti, KM Rizky Mina 3 GT 28 No. 1531/FP, sudah beberapa hari tidak dapat dihubungi.
“Iya, KM Rizky Mina 3 yang dinakhodai Rochidin ini hilang kontak di perairan Laut Jawa. Titik koordinat terakhir yang tercatat berada di 05⁰55′.000″ LS – 109⁰36′.000″ BT, sekitar 53 mil laut utara perairan Pemalang,” jelas Teguh, Rabu (26/11).
Baca Juga:Cegah Krisis Air, KPGB dan PAM Sendang Kamulyan Lakukan Restorasi Sumber Mata Air Gunung KamulyanMobil MBG Dipakai Angkut Sangkar Burung dan Motor, Wabup Batang Berang!
Kapal berangkat dari Pelabuhan Batang pada Selasa, 11 November 2025 pukul 05.00 WIB. Kondisi kapal saat itu disebut laik laut dengan cuaca cukup mendukung.
Selama perjalanan menuju fishing ground, nahkoda Rochidin masih sempat berkomunikasi melalui radio dengan nahkoda KM Putra Mandiri, Imam Budi Santoso, yang berangkat dua jam lebih awal. Namun setelah kontak terakhir pukul 17.30 WIB, upaya komunikasi ulang pada pukul 18.30 WIB tidak mendapat respons.
“Biasanya kalau radio sulit, nelayan masih bisa saling kontak pakai handphone. Tapi kali ini sama sekali tidak bisa. Itu yang membuat kami khawatir,” kata Teguh.
Pada 20 November, pihak paguyuban nelayan, pengurus kapal, bersama unsur TNI AL dan Polairud sepakat melaporkan hilangnya kapal ke instansi terkait.
Laporan tersebut langsung ditindaklanjuti oleh Satpolairud Polres Batang, Ditpolairud Polda Jateng, TNI AL, dan Kantor Navigasi Tanjung Mas Semarang.
Keesokan harinya, Jumat (21/11), KN SAR Sadewa Basarnas Semarang mulai menggelar operasi pencarian. Namun hingga hari ini, tanda-tanda keberadaan KM Rizky Mina 3 masih nihil.
Sementara itu, laporan dari Imam Budi Santoso menyebutkan bahwa pada 11–15 November terjadi gelombang tinggi di area tersebut. Namun HNSI belum bisa memastikan apakah cuaca buruk itu menjadi penyebab hilangnya kapal.
Baca Juga:Rob Kian Parah, DPRD Batang Minta Pemkab Jemput Bola ke Pusat15 DPC Terbentuk, PSI Bidik Kursi DPRD Batang pada Pemilu 2029
“Statusnya saat ini adalah lost contact. Apakah karena gelombang besar atau faktor lain, kami belum bisa memastikan,” ujarnya.
