Sawah Degayu Terdampak Rob Sukses Panen 10 Kwintal Berkat Inovasi BJA dan Asam Humat IPB

Sawah Degayu Terdampak Rob Sukses Panen 10 Kwintal Berkat Inovasi BJA dan Asam Humat IPB
ISTIMEWA PANEN - Tim Dosen Pulang Kampung IPB bersama Dinperpa saat melakukan panen di sawah hasil penerapan teknologi BJA dan Asam Humat.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Sawah di Kelurahan Degayu, Kota Pekalongan, yang sebelumnya lama terdampak banjir rob, kini berhasil panen kembali. Keberhasilan ini diraih berkat penerapan inovasi teknologi Budidaya Jenuh Air (BJA) dan Asam Humat yang dibawa oleh Tim Dosen Pulang Kampung IPB, bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan dan Fakultas Pertanian Unikal.

Penerapan teknologi yang digawangi Prof. Dr. Ir. Munif Ghulamahdi ini pada lahan milik petani, Mat Sinang, menunjukkan hasil memuaskan. Dari lahan seluas 1.000 meter persegi, dihasilkan sekitar 10 kwintal padi saat panen awal Oktober 2025.

Yunita Rahardi Ningrum, anggota Tim Dosen Pulang Kampung IPB, menjelaskan, percobaan ini membuktikan bahwa lahan yang sebelumnya terendam rob dapat diaktifkan kembali dengan metode tertentu.

Baca Juga:Perkuat Karakter Islami, 155 Siswa SDIT Muhammadiyah Cepiring Tuntas Gelar Tahfidz Juz 30Menginspirasi! 153 Wisudawan Sekolah Lansia Pekalongan Dikukuhkan, Tertua Berusia 81 Tahun

“Kesimpulan dari kami, penerapan teknolobi tersebut berhasil. Selain di lahan milik Pak Sinang, padi yang ditanam di demplot percobaan kami seluas 60 meter persegi juga berhasil panen dengan hasil sekitar 17,5 kilogram,” tuturnya.

Solusi Hadapi Salinitas Tinggi

Sebelumnya, Prof. Dr. Ir. Munif Ghulamahdi menjelaskan bahwa lahan Degayu telah mengalami dampak rob sejak 2012, membuat sawah tidak dapat dimanfaatkan. Setelah tanggul selesai dibangun tahun 2024, masalah salinitas tinggi (Daya Hantar Listrik/DHL air sawah mencapai 7-9 ds/m) masih menghantui, padahal padi menghendaki DHL di bawah 3 ds/m.

Menurut Prof Munif, solusi untuk mengatasi masalah salinitas ini adalah penggunaan teknologi BJA, varietas padi toleran salin, dan Asam Humat IPB1 untuk mengkelat (mengikat) Natrium (Na).

Meskipun panen sedikit di bawah prediksi normal karena kendala irigasi yang kurang optimal dan faktor cuaca, tim IPB merasa puas karena berhasil membantu petani menghasilkan panen yang bagus di lahan yang tidak maksimal kondisinya. (nul)

0 Komentar