3 Hal yang Perlu Diwaspadai Orangtua dari Anak Perempuan

Ketua Himpsi Pekalongan Nur Agustina, SPsi, MM Psikolog
Ketua Himpsi Pekalongan Nur Agustina, SPsi, MM Psikolog mewanti-wanti kepada orang tua agar menjaga anak perempuannya.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Ada 3 hal yang perlu diwaspadai orangtua dari anak perempuannya. Pertama seks bebas, kedua pernikahan dini dan ketiga terjebak dan kecanduan narkoba.

Psikolog dan Ketua Himpsi Pekalongan, Nur Agustina, SPsi, Psikolog, MM mewanti-wanti kepada orang tua agar senantiasa mengecek dan mengontrol anak-anaknya, terutama anak perempuan. Mereka sangat rentan dan sering dijadikan objek.

Mengapa terjebak dalam seks bebas? tanya Agustin. Masalahnya masih banyak remaja yang tidak dibekali dengan sex education. Sex education berbeda dengan praktek seks ya. Sex education adalah memahami, mengerti resiko-resiko yang bakal terjadi ketika melakukan seks bebas.

Baca Juga:Turun ke Jalan, Lawan Kegagalan Sistemik, Bencana Ekologis adalah Kesalahan Kognitif Pemerintah2 Peneliti Pusat Studi Filantropi FEBI UIN KH Abdurrahman Wahid Ikuti RCC Asesor Wakaf

Seks bebas sangat mudah terjadi untuk keluarga yang broken, tidak harmonis dan anak sering jadi objek kekerasan di rumah. Sehingga anak mencari figur lain di luaran sana.

“Kalau figurnya baik sih nggak apa-apa. Tapi cowok sekarang apalagi usia remaja tahu sendiri. Hasrat seksual mereka sedang menggebu-gebu. Kalau ada perempuan minta didengerin curhat, awalnya seperti merhatiin. Tapi ujung-ujungnya minta kompensasi,” tegas Agustin.

Banyak juga yang jadi korban cyber-seks. Kenalan di sosmed, ngerayu-ngerayu, dengerin curhatnya. Setelah itu minta ketemuan. Selanjutnya dibawa ke tempat yang sepi. Yang jadi korban tetap perempuan.

Menurut Agustin, para orang tua, ibu dan bapak wajib mengerti soal parenting, pengasuhan yang baik.

“Tidak hanya ibu yang mengasuh anak. Kehadiran bapak pun sangat penting. Tidak adanya bapak atau fatherless sangat berbahaya,” tuturnya.

Apakah fatherless karena memang bapaknya tidak hadir di rumah atau hadir secara fisik tapi tidak hadir secara psikis. Ini artinya ada dan tidak adanya bapak sama saja.

Tugas bapak memberikan perhatian dan dukungan kepada anak perempuannya. Ditanya apa yang terjadi hari ini, kalau anaknya curhat didengarkan.

Baca Juga:Rahasia Sukses M Aditya Warman: 'Jadikan Ibu Sebagai 'Jimat' dalam Hidup Ini'M Adityawarman Bahas Karakter Gen-Z dalam Sesi Parenting SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan

Atau bisa jadi banyak para orang tua yang ketika menikah tapi belum siap menikah. Apakah memang menikah di usia dini atau ketika menikah walaupun usianya sudah cukup tapi belum bisa bertanggung jawab baik secara ekonomi maupun secara mental.

Akhirnya, orang tua yang model begini, ketika melahirkan anak belum siap untuk mendidik. Yang jadi korban adalah anaknya.

0 Komentar