RADARPEKALONGAN.ID, BATANG — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Batang mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyakit Leptospirosis, terutama menjelang puncak musim hujan. Peringatan ini disampaikan menyusul terdeteksinya empat kasus infeksi yang ditularkan dari hewan ke manusia tersebut pascabanjir awal tahun 2025, di mana satu pasien di antaranya berujung kematian.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang, dr. Ida Susilaksmi, menjelaskan bahwa musim hujan dan banjir memperbesar potensi penularan karena lingkungan yang lembap dan banyak genangan. Leptospirosis erat kaitannya dengan air yang tercemar urine tikus pembawa bakteri Leptospira.
“Pencegahan tetap menjadi kunci. Jangan sepelekan luka kecil saat banjir, karena risiko penularan bisa terjadi kapan saja,” ujar dr. Ida.
Baca Juga:RSUD Bendan Pekalongan Siap Diperkuat Ruang CT Scan Bantuan Kemenkes dan Ruang CytotoxicGeger! Nelayan Temukan Mayat Pria Tanpa Identitas di Tengah Rawa Siwalan Pekalongan
Gejala penyakit ini sering mirip flu, namun disertai nyeri hebat pada otot paha dan betis. Jika terlambat ditangani, Leptospirosis berpotensi menyebabkan gagal ginjal dan mematikan.
Dinkes Batang mencatat empat kasus pada awal 2025, yang tersebar di Karangasem Utara, Karangasem Selatan, dan Pecalungan, dengan satu kasus kematian dari Karangasem Utara. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan tahun 2024 yang hanya mencatat satu kasus.
Dr. Ida mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan, membersihkan genangan, dan menghindari kontak langsung dengan air banjir, terutama jika memiliki luka terbuka. (nov)
