RADARPEKALONGAN.ID – Kota Pekalongan berhasil kembalikan 145 anak tidak sekolah pada tahun 2024, demikian dituturkan kepala Bapperida Kota Pekalongan, Andrianto baru-baru ini.
Menurut Andri, pada tahun 2024 anak yang tidak sekolah mencapai 1.105, jumlah itu sama dengan 1,77% dari jumlah penduduk Kota Pekalongan.
“Untuk mengatasi anak tidak sekolah, Pemerintah Kota Pekalongan meluncurkan program Tuntas (Totalitas Upaya Nyata Entaskan Anak tidak Sekolah) tutur Kepala Bapperida didampingi Sekretaris Bapperida Ujianto dan Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Rr. Murni Indah Wijayanti, S.K.M., M.Si.
Baca Juga:Kota Pekalongan Lolos Menjadi Kota Terinovatif Tingkat Nasional dalam Ajang IGA Kemendagri Tahun 2025Siswa SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan Belajar Bahasa Inggris dengan Guru dari Kampung Pare
Anak tidak sekolah, lanjut Andri adalah, anak usia 7-18 tahun, belum pernah sekolah, putus sekolah atau drop out dan sudah lulus tapi tidak melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya.
Adapun penyebab anak tidak sekolah ada beberapa faktor. Ada faktor ekonomi seperti harus bekerja, tidak mampu membayar sekolah.
Faktor sosial seperti pergaulan yang kurang baik, difabel, malu untuk sekolah, kurang dukungan, trauma karena bullying, sekolah tidak sesuai keinginan, menikah dini, kena kasus hukum dan hamil Ketika sekolah.
Sementara itu, tambah Andri, ada juga faktor budaya seperti kurang motivasi, ingin kebebasan dan pola pikir orang tua yang tidak menghendaki anaknya sekolah.
Untuk faktor ekonomi, pemerintah Kota Pekalongan bahu membahu bisa membantu anak tidak sekolah. Namun untuk penyebab lain seperti kurang motivasi, perlu upaya khusus.
Menurut Kepala Bapperida Kota Pekalongan, Andrianto, program Tuntas ini didukung oleh banyak OPD. Diantaranya, Dinas Pendidikan, Diperinaker, Dinas Kesehatan, DPMPPA, Dinas Sosial dan P2KB, dan BPKAD, Bapperida, Dukcapil dan Kelurahan.
Semuaya bahu membahu untuk mendata jumlah anak tidak sekolah dengan langkah-langkah verifikasi, setelah itu orang tua dari anak yang tidak sekolah didatangi untuk diminta bantuannya agar anak bisa sekolah Kembali.
Baca Juga:Critical Thinking Skill Penting Hari Ini dan di Masa-Masa Mendatang yang Sangat Bermanfaat3 Hal yang Perlu Diwaspadai Orangtua dari Anak Perempuan
Ada yang berhasil tapi ada juga yang tidak berhasil karena anak sudah tidak tinggal dengaan orang tuanya atau anak sudah ingin kebebasan bergaul dengan kelompok anak jalanan dll.
Program ini, tambah Andri perlu terus menerus dilakukan pendampingan. Seluruh tenaga kita kerahkan agar anak tidak sekolah kembali bersekolah.
